© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

PERAN SUPERVISOR dalam SUPERVISI PENDIDIKAN

(SUPERVISI  PENDIDIKAN)

I.  PENDAHULUAN
Pada makalah sebelumnya yang membahas mengenai pengertian, tujuan, sasaran, dan teknik supervisi yang telah didedah dengan begitu rinci dan sistematis, mudah kita menduga bahwa orang yang berperan sebagai supervisor (orang yang melaksanakan supervisi) adalah pemimpin pendidikan, mungkin dia kepala sekolah, atau para pejabat yang berwenang melakukan tugas-tugas supervisi.[1]
Sedang pandangan guru terhadap supervisi yang cenderung negatif mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap dirinya lebih dari guru karena jabatannya. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa diri mereka  telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.
Karena itu seorang supervisor diharapkan memiliki peranan yang mampu merubah image negatitif seorang guru. Sehingga tercipta sebuah pelayananan supervisi yang nyaman dan tidak memiliki kesan korektif.
II.  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana peran dan tugas supervisor dalam sebuah sitem pendidikan?
2.    Bagaimana seharusnya sikap dan kemampuan yang dimiliki supervisor sehingga menciptakan situasi  dalam supervisi  yang comfortable?

PENGELOLAAN SISTEM SELEKSI PENERIMAAN GURU di MI AT-TANBIH

SUPERVISI PENDIDIKAN
Bab I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Guru sebagai pemegang kunci keberhasilan dalam pendidikan mendapat tantangan yang besar untuk menjalankan tugas fungsionalnya. Disamping sebagai tenaga pengajar seorang guru diharapkan dapat menjadi pendidik yang mampu menciptakan anak didik yang aktif, kreatif, dan memiliki inteligensi serta memiliki latar belakang spiritual yang kuat.
Pendidikan merupakan sektor penting dari proses pembangunan nasional yang turut meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia suatu Negara. Sumber daya terpenting suatu negara adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan organisasi yang bersangkutan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitasuntuk keberhasilan sekolah tersebut. Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan lingkungan pendukungnya.
Upaya  meningkatkan mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan masalah Sumber Daya Manusia, oleh karena itu proses rekrutmen sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting sekali dan hanya akan dapat diperoleh melalui upaya rekrutmen yang efektif yaitu mengenai informasi yang akurat dan berkelanjutan tentang jumlah dan kualifikasi yang diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan dan untuk pengembangan dan pencapaian tujuan sebuah lembaga pendidikan. Tentu saja rekrutmen yang dilakukan  sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan persyaratan yang ditentukan oleh sekolah, agar rekrutmen yang dilakukan tidak hanya sekedar mengisi kekosongan pegawai atau sekedar mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang biasa saja, tetapi sumber daya manusia (SDM) yang berdedikasi dan profesional di bidangnya sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut.
Guru juga tidak seharusnya menjadi momok yang dikambinghitamkan ketika menghadapi permasalahan yang akut, seperti peristiwa anak didik yang tidak lulus ujian nasional, tawuran antar pelajar, maupun perbuatan amoral. Kejadian ini memungkinkan terjadi kesalahan atau kekurangan pada sistem seleksi penerimaan guru yang telah dijalankan selama ini, atau kesalahan pada pembinaan guru, maupun sistem pendidikannya. Oleh karena itu, perlu mengkaji ulang beberapa faktor yang menjadi akar pada permasalahan pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pemakalah mencoba merumuskan permasalahan yang akan menjadi pusat pembahasan pada makalah ini, yaitu :
1.      Bagaimana efektifitas sistem seleksi penerimaan guru di MI At-Tanbih Kudus?
2.      Apakah upaya yang dilakukan kepala sekolah di MI At-Tanbih Kudus dalam  memberikan kontribusi terhadap seleksi penerimaan guru?
3.      Bagaimana proses seleksi penerimaan guru di MI At-Tanbih Kudus?

BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDEKATAN PSIKOANALISIS

BIMBINGAN KONSELING

A.      Teori Kepribadian
Peletak dasar teori psikoanalisis adalah Sigmund Shlomo Freud, seorang ahli saraf, yang menaruh perhatian pada ketidak sadaran. Kepribadian manusia terbesar berada pada dunia ketidak sadaran dan merupakan sumber energi perilaku manusia yang sangat penting. Letak keunggulan psikologi analisis dalam konseling menurut Freud adalah sangat efektif untuk menyembuhkan klien/pasien yang histeria, cemas, obsesi neurosis, dalam membantu menyembuhkan masalah-masalah mental freud menggunakan prosedur yang inovatif yang dinamakan psikoanalisis. Penggunaan psikoanalisis memerlukan interaksi verbal yang cukup lama dengan pasien untuk menggali pribadinya yang lebih dalam. Namun demikian kasus-kasus sehari-hari dapat juga digunakan pendekatan psikoanalisis ini untuk mengatasinya.
Freud mengembangkan sejumlah teori kepribadian. Teori kepribadian yang dikemukakan Freud diantaranya: teori topografistructuralgenetic, dan dinamika. Keempat macam teori tersebut memilki relevansi dengan proses konseling psikoanalisis, sehingga dipandang perlu untuk dijelaskan secara garis besarnya sebagai berikut.

1.    Topografi Kepribadian
Bagi Freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu alam sadar (conscious/Cs), alam prasadar (preconscious/Pcs) dan alam bawah sadar (unconscious/Ucs).
Alam bawah sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam prasadar adalah bagian kesadaran yang menyimpan ide , ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali. Alam bawah sadar ialah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalamnya.

( Karakteristik, Kompetensi dan Ciri-Ciri Supervisor yang Baik )

Supervisi Pendidikan 

Karakteristik Supervisor yang Baik
Seorang supervisor yang baik harus mengetahui 4 K dari karakteristik supervisor ideal, yaitu :
1.    Karakter, Supervisor haruslah seorang yang jujur, artinya mengakui semua perbuatannya: benar atau salah. Supervisor juga haruslah berintegritas, artinya melaksanakan apa yang diucapkannya, menjadi teladan, walk the talk – tidak ‘asbun’.
2.    Koperatif, Supervisor harus bisa bekerja sama dengan bawahan, klien,supplier, sesama supervisor, dan atau manajernya. Dia tidak dapat bekerja soliter lagi.
3.    Kompeten, Supervisor haruslah orang yang kompeten di bidangnya. Bersyukurlah bila Anda memulai dari bawah, karena mungkin saja Anda dipromosikan karena Anda dinilai kompeten di bidang tersebut. Jika Andafresh graduate dan mendapat rejeki nomplok sebagai supervisor, cobalah Anda mendalami bidang yang Anda geluti. Jangan malu untuk bertanya pada bawahan Anda.  Lebih mudah bagi Anda untuk memberikan pengarahan, misalnya, jika Anda tahu persis apa yang terjadi di gemba.
4.    Komunikatif.  Karena anda berhubungan dengan manusia, bukan robot atau mesin, Anda harus berbicara dalam ‘bahasa manusia’.  Jadilah pendengar yang baik, berikan respon yang tepat – bukan menggurui – bukan menasehati apalagi mengecam. Latihlah diri Anda untuk mengucapkan artikulasi dengan jelas, bangunlah kepercayaan diri untuk berani berbicara di depan umum. Latihan presentasi, memberikanbriefing, melakukan coaching, memberikan feedback, membantu problem solving, memimpin meeting, meningkatkan negotiating skills, melakukan komunikasi telpon, surat menyurat, menulis laporan, membuat pengumuman, membuat grafik, dll sesuai dengan bidang pekerjaan Anda.

MANAJEMEN PENDIDIKAN ( MANAJEMEN KONFLIK ORGANISASI )


  1. PENDAHULUAN
Organisasi ialah terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan suatu konflik.
Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian yang serius.Maka dari  itu keahlian untuk mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi. Misalnya saja konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi IPPNU yang nantinya pemakalah akan membahasnya lebih detail beserta cara penyelesaiannya.

  1. LANDASAN TEORI
1.  Pengertian Manajemen Konflik
Manajemen konflik adalah cara yang digunakan individu untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan antara dirinya dengan orang lain yang terjadi di dalam kehidupan.
Sedangkan konflik organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua pihak atau lebih dalam suatu organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbadaan status, tujuan, nilai atau persepsi.[1]

2.  Macam-Macam Konflik
Macam-macam Konflik sangatlah banyak misalnya saja  yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.    Konflik individu dengan individu
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara individu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
2.    Konflik individu dengan kelompok
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan kelompok pimpinan.
3.    Konflik kelompok dengan kelompok
Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti pula, bila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Myers. Jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan.

METODE BERPIKIR ILMIAH


  1. Makna Metode Berfikir Ilmiah
Secara Etimologis metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus ditempuh. Jadi metode berarti langkah-langkah (cara dan tekhnis) yang diambil menurut urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan tertentu. Jadi, metode berfikir ilmiah adalah prosedur, cara dan tekhnik memperoleh pengetahuan, serta untuk membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebab fakta menunjukkan bahwa tidak semua ilmu pengetahuan yang ada dan yang dipakai manusia didapatkan tidak melalui metode atau pendekatan ilmiah. Metode Ilmiah ini adalah sebuah prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu.
Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur. Kondisi alam yang diduga para filosof karena adanya asas tunggal dari alam (natural law). Filosof yakin, bahwa natural law telah menjadi salah satu sebab adanya ketertiban alam. Ketertiban akan diangkat dan harus diletakkan sebagai objek ukuran dalam menentukan kebenaran. Corak-corak metodis yang sandarannya pada kondisi alam, yang dinamik dan teratur, harus diakui telah meneyebabkan lahirnya ilmu pengetahuan dengan sifat dan kecendrungan yang positivistic. Ilmu selalu berkembang dalam ukuran-ukuran yang konkrit dengan model dan pendekatan serta eksperimen dan observasi.
Dalam perkembangan selanjutnya model dan cara berfikir demikian telah memperoleh gugatan. Karena, tidak semua ilmu dapat didekati dengan model yang sama.Dengan ditemukannya metode berfikir ilmiah, secara langsung telah menyebabkan terdinya kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Manusia bukan saja hidup dalam ritmis modernisasi yang serba mudah dan menjanjkan. Lebih dari itu semua, manusia dapat menggapai sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin. Manusia tidak lagi berpangku tangan, terhadap apa yang menjadi kehendak alam.
  1. Nilai Guna Metode Berpikir Ilmiah
Metode berfikir  ilmiah memiliki peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi kehidupan manusia. Dengan menggunakan metode berfikir ilmiah, manusia terus mengembangkan pengetahuannya.
Ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan:
1.    Berpegang pada sesuartu yang telah ada (metode keteguhan)
2.    Merujuk kepada pendapat ahli
3.    Berpegang pada intuisi (metode intuisi)
4.    Menggunakan metode ilmiah

Dari ke empat itulah, manusia memperoleh pengetahuannya sebagai pelekat dasar kemajuan manusia. Namun cara yang ke empat ini, sering disebut sebagai cara ilmuan dalam memperoleh ilmu. Dalam praktiknya, metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian.
Cara kerja ilmuan dengan penelitian ilmiah, muncul sebagai reaksi dari tantangan yang dihadapi manusia. Pemecahan masalah melalui metode  ilmiah tidak akan pernah berpaling. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memecahkan setiap masalah yang di hadapinya.
Ilmuan biasanya bekerja dengan cara kerja sistematis, berlogika dan menghindari diri dari pertimbangan subjektif. Rasa tidak puas terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang awam, mendorong kelahiran filsafat. Filsafat menyelidik ulang semua pengetahuan manusia untuk mendapat pengetahuan yang hakiki.

MANAJEMEN PENDIDIKAN ( PERENCANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA MADRASAH UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN LIFE SKILL PESERTA DIDIK )

A.  PENDAHULUAN
Istilah  ekstrakurikuler, sebagai  kegiatan  penyaluran  minat dan bakat bagi siswa diluar jam sekolah. Kegiatan ini bukan sekedar wadah penyalur hobi. Kegiatan ekstrakurikuler bisa dikelola atau difungsikan secara maksimal hingga menjadi ajang pembekalan skill dalam kehidupan (life skill).
Di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler ini lebih banyak sebagai ajang penyaluran hobi siswa. Label penyaluran hobi inilah yang kerap membuat kegiatan yang akrab disebut siswa sebagai ekskul itu dikelola dengan biasa saja. Padahal dengan pengelolaan yang bagus, ekstrakurikulerl bisa memiliki fungsi lebih dari sekedar ajang hobi. Kegiatan ekstrakurikuler amat efektif  membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik, serta membangun skill agar mampu bersaing dalam kehidupan yang mendatang.
Untuk mewujudkan sebuah kegiatan yang sangat bagus, seorang kepala sekolah tidak mungkin melupakan suatu perencanaan yang matang terlebih dahulu. Sebab itu pada kesempatan ini, pemakalah ingin menguraikan kegiatan ekstrakurikuler dalam sisi perencanaan kegiatan tersebut.
B.  LANDASAN TEORI
1.    Pengertian Perencanaan
Terdapat banyak pengertian mengenai perencanaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Cunningham (Pidarta 1988: 1) perencanaan adalah “menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang untuk tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.”
Kauffman (Fattah 2009: 49) mendefinisikan bahwa perencanaan adalah “proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.” Sedangkan menurut Robbins (Pidarta 1988: 2) perencanaan adalah “suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.” [1]
           Dari ketiga definisi tentang perencanaan tersebut, dapat diketahui bahwa perencanaan pendidikan adalah kegiatan menentukan suatu tujuan dalam dunia pendidikan yang ingin dicapai dengan mengatur dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
2.    Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.[2]
Ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.[3] 
3.    Fungsi kegiatan ekstrakurikuler
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
a.  Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta.
b.  Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
c.  Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas.
d.  Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
e.  Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.
f.   Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil.
g.  Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.
h.  Menghindari rasa kebosanan dalam pembelajaran disekolah.[4]

Supervisi Pendidikan ( Model Pendekatan Supervisi )

A.   Pengembangan model supervisi

1      Model Konvensional
2      Model Ilmiah
3      Model Klinis
4      Model Artistik
B.   Pendekatan supervisi yang disajikan adalah
1      Pendekatan direktif
2      Pendekatan non- direktif
3      Pendekatan kolaboratif
C.  Teknik-teknik supervisi yang dibahas mencakup :
1      Supervisi yang bersifat individual.
2      Teknik supervisi yang bersifat kelompok.

A.      Pengembangan Model Supervisi

Yang dimaksud dengan model dalam uraian ini ialah suatu pola, contoh : acuan dari supervisi yang diterapkan. Ada berbagai model yang berkembang.
(1)     Model supervisi yang konvesional (tradisional)
Model ini tidak alin dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supevisi ialah mengsdakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai. Perilaku seperti ini oleh Oliva P.F. (1984: 7) disebut snoopervision (memata-matai). Sering disebut supervisi yang korektif. Memang sangat mudah untuk mengkoreksi kesalahan orang lain, tetapi lebih sulit lagi unuk melihat segi-segi positif hubungan dengan hal-hal yang baik. Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan dalam membimbing sanga bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi pendidikan. akibatnya guru merasa tidak puas dan ada dua sikap yang tampak dalam kinerja guru:
(1)     Acuh tak acuh (masa bodoh)
(2)     Menantang (agresif)
Praktek mencari kesalahan dan menekan bawahan ini masih tampak sampai saat ini. Para pengawas datang ke sekolah dan menanyakan mana satuan pelajaran. Inio salah dan seharusnya begini. Praktek-praktek supervisi seperti ini adalah cara memberi supervisi yang konvensional. Ini bukan berarti bahwa tidak boleh menunjukkan kesalahan. Masalahnya ialah bagaimana car akitamengkomunikasikan bahwa dia harus memperbaiki kesalahan. Para guru akan dengan senang hati melihat dan menerima bahwa ada yang harus diperbaiki. Caranya harus secara taktis pedagogis atau dengan perkataan lain, memakai bahasa penerimaan bukan bahasa penolakan (Thomas Gordon, 1988).

(2)     Mmodel supervisi yangbersifat ilmiah.
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.
Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
Menggunakan instrument pengumpulan data.
Ada data yang obyektif yang diperoleh dari kesalahan yang riil.
Dengan menggunakan merit rating, skala penilaian atau check list para siswa atau mahasiswa menilai proses kegiatan belajar-mengajar guru/dosen di kelas. Hasil penelitian diberikan kepada gury-guru sebagai balikan terhadap penampilan mengajar guru pada cawu atau semester yang lalu. Data ini tidak berbicara kepada guru dan guru yang mengadakan perbaikan. Penggunaan alat perekam data ini berhubungan erat dengan penelitian. Walaupun demikian, hasil perekam data secara ilmiah belum merupakan jaminan untuk melaksanakan supervisi yang lebih manusiawi.

(3)     Model Supervisi Klinis.
3.1 Beberapa Pembatasan tentang Supervisi Klinis.
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. (R. Willem dalam Archeson dan Gall, 1980 : 1 / terjemahan S.L.L Sulo, 1985). K.A. Archeson dan M.D. Gall (1980 : 25) terjemahan S.L.L Sulo, 1985 : 5, mengemukakan supervisi klinis adalah proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses pembimbing dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru. Ungkapan supervisi klinis (Clinical supervision) sebenarnya digunakan oleh Morries Cogan, Robber Education. Tekanan dalam pendekatan di Havard Schoolof  bersifat khusus melalui tatap muka dengan guru pengajar. Inti bantuan terpusat pada perbaikan penampilan dan perilaku mengajar guru (Archeson dan Gall, 1980 :8).

Manajemen Pendidikan (Organizing)

Organizing
1. Struktur Organisasi pada sekolah MTs-MA
Pengembangan sekolah menengah yang bermutu merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka menyukseskan pembangunan serta menghadapi era pasar bebas pada 2020. Agar dapat dihasilkan lulusan yang bermutu sebagai produk dari proses pendidikan yang bermutu, dibutuhkan pengendalian mutu yang efisien dan efektif.
Untuk kelancaran pelaksanaan pengendalian mutu, diperlukan struktur organisasi sekolah yang jelas agar alur perintah, kerja sama, pengawasan, pelaporan, dan pembinaan terlaksana dengan lancar. Contoh struktur organisasi dapat dilihat pada bagan sebagai berikut.[1]

Komponen-komponen organisasi dapat berjalan dengan efektif jika memiliki langkah-langkah yang telah terprogam dan terencana. Langkah-langkah tersebut yaitu:
a.  Pertama,organisasi harus memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas.
b.  Kedua, organisasi harus dipimpin oleh seorang yang memiliki visi, capability, loby dan morality.
c.  Ketiga, organisasi harus memiliki sumber dana yang cukup.
d.  Keempat, organisasi harus mampu membaca peluang.
e.  Kelima, organisasi harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
f.  Keenam, organisasi harus mendapatkan legitimasi dari masyarakat.[2]

KERUKUNAN INTERN, EKSTERN DAN ALIRAN UMAT BERAGAMA SERTA BENTURAN DAN PELAKSANAANNYA

A.   Pendahuluan
Kata rukun dalam bahasa indonesia berarti situasi damai, tertib dan bersahabat. Dalam bahasa arab, rukun mengandung arti tiang dan dalam bahasa inggris mengandung arti pilar,[1] karena kerukunan merupakan pilar berdirinya sosial masyarakat yang utuh dan kokoh.
Walaupun terkadang terdapat konflik dalam masyarakat, namun tidak menimbulkan kekerasan yang mengakibatkan rusaknya nilai-nilai kerukunan bangsa. Konflik masyarakat akan menjadi akut jika telah menyentuh sendi-sendi keagamaan, karena berkaitan dengan keyakinan seseorang yang melandasi perbuatan-perbuatan mereka.
Sebab itulah berbagai usaha kedamaian keagamaan harus senada dengan kerukunan maupun sikap toleransi pemeluk-pemeluknya. Karena itu pemakalah menemukan beberapa permasalahan yang mendasar dalam kajian kerukunan antar agama.

KARAKTERISTIK BERPIKIR ILMIAH

 I.        PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Dengan berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin untuk menghasilkan suatu ilmu.
Berpikir untuk mendapatkan ilmu diperlukan metode-metode  dan pola-pola tertentu. Karena itulah berpikir agar memperoleh ilmu tidak segampang yang kita kira, seperti melamun atau berangan-angan. Dan Dibutuhkan kesabaran, ketekunan maupun ketelitian.

TIPE KEPRIBADIAN MENURUT HIPOKRATES


Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam-macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates-Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia :

1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
 2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
 3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
 4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang.

Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang bersifat filosofis ini berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak ada yang dapat menemukan penggolongan yang lebih bisa diterima seperti yang dikemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk cairan tersebut. Sekarang kita bahas satu-satu tipe kepribadian tersebut :

BAHAYA MEDIA SOSIAL TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA



Semakin maraknya smartphone di Indonesia yang menyuguhkan berbagai medsos, semakin banyak pula tantangan   untuk memperbaiki karakter bangsa ini. Mengapa tidak?; dengan munculnya berbagai medsos belakangan ini justru semakin banyak memberikan kesempatan bagi kemerosotan moral dan karakter.

Seperti adanya aplikasi live broadcast yang mana memberikan kemudahan bagi kaum muda bahkan anak kecil yang dapat mengoperasikan smartphone mereka untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga mereka tanpa malunya memperlihatkan keelokan tubuhnya dan memberikan kesempatan untuk saling menggoda.

Setelah layanan SMULE sekarang muncul yang namanya Bigo live. Layanan live broadcasting BIGO Live baru saja hadir secara resmi di Indonesia. BIGO Live baru dirilis pada Maret 2016 lalu di beberapa negara, tetapi telah menjelma sebagai salah satu layanan yang paling banyak digunakan untuk live broadcasting. BIGO Live memungkinkan penggunanya untuk melakukan broadcasting dari mana saja. Hanya dengan instalasi app. BIGO Live, pengguna sudah bisa melakukan hal tersebut dari smartphone mereka.

Bagaimana Bangsa ini dapat memperbaiki moral dan karakter bangsa, jika gaya hidup seperti orang barat; bebas melakukan apa saja di depan khalayak umum. Tentunya ini bertentangan dengan karakter nenek moyang bangsa ini yang memiliki kesopanan dan santun yang tidak dimiliki bangsa lain.

Sangat ironis melihat kenyataan media sosial sekarang ini. ... L L Bagaimana upaya pemerintah Indonesia untuk menjaga karakter bangsa jika bangsa ini masih dijajah oleh karakter bangsa lain.

“Diberi pupuk sebaik apapun jika banyak tikus yang berkeliaran tumbuhan padi pun akan rusak”


STATISTIK INFERENSIAL



Berikut ini merupakan salah satu pembelajaran mengenai Statistik inferensial yang diampu oleh dosen kami, yakni Dr. Agus Rentnanto dari Stain, pada salah satu mata kuliahnya.

silahkan dipelajari dengan baik-baik...

METODOLOGI PENELITIAN



Berikut ini merupakan salah satu pembelajaran mengenai metodologi penelitian yang diampu oleh dosen kami, yakni Dr. Agus Rentnanto dari Stain, pada salah satu mata kuliahnya.

silahkan dipelajari dengan baik-baik...

INSTRUMEN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN



Sekilas mengenai penelitian, penelitian tidak lepas dari yang namanya instrumen, validitas, dan realibilitas. Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel penelitian. Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur fenomena alam misalnya : Suhu diukur dengan termometer; panjang diukur dengan meteran, berat diukur dengan kilogram, dan sebagainya. Instrumen-instrumen tersebut mudah didapat dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial umumnya dan bidang ekonomi dan bisnis khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Misalnya bentuk instrumen : 1) Checklist; 2) Pilihan Ganda; 3) Rating Scale; dan sebagainya
Bentuk instrumen yang dipilih antara lain tergantung pada metode pengumpulan data yang akan digunakan seperti : angket (kuesioner), observasi dan wawancara (interview).

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Jenis Validitas:
1.      Validitas Isi (Content Validity) : instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan.
2.      Validitas Konstruk (Construct Validity) : Jika instrumen dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan sesuai dengan teori-teori yang relevan.
3.      Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterion-related Validity) : Terjadi ketika sebuah instrumen membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan.

TIPS MEMPERCANTIK WINDOWS (ICON WINDOWS)


Penampilan terkadang menjadi hal yang penting bagi kita, begitu pula tampilan komputer yang sering kita gunakan sehari-hari. Banyak cara merubah tampilan windows, ada yang menggunakan theme pack (merubah secara menyeluruh) atau merubah sebagian seperti icon folder maupun icon shortcut.

Icon merupakan tampilan windows yang tampak pada desktop dan explorer, dan menunjukkan sebuah folder atau shortcut pada windows. Karena itu icon dapat diubah sesuai dengan selera kita . dan merubahnya pun cukup mudah secara manual atau dengan bantuan aplikasi pihak ketiga.

Sebelumnya buatlah icon dahulu atau dapat memakai icon yang telah saya sediakan pada link berikut