© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

Cara Membersihkan Temporary File Internet dan System agar lebih stabil



Sebuah aplikasi sering menyimpan cache temporary di dalam folder yang tersembunyi, sering kali jika kita menginstal aplikasi pasti masih menyisakan temporary yang semakin lama menumpuk di dalam komputer dan mengurangi space drive, dan memenuhi drive tersebut yang akibatnya komputer semakin lemot dan sering hang.

Nah di sini saya akan membagikan tips bagaimana menghapus temporary dengan aplikasi yang namanya sudah kita kenal yaitu CCleaner.


  1. Download software Ccleaner di sini → http://www.piriform.com/ccleaner/download/standard
  2. Install kemudian buka software Ccleaner
  3. Setelah itu langsung jalankan saja software tersebut dengan menekan tombol 'Run Cleaner'
Selain menggunakan software di atas, anda bisa membersihkan file temporary internet melalui browser yang anda gunakan.


  • Mozilla firefox → ctrl + shift + delete
    Centangpada 'Cache', ganti time range ke 'Everything', clear now.

  • Google Chrome → ctrl + shift + delete
  • Komputer Game Murah | Cara Memilih Spesifikasi Rakitan Komputer yang Tepat


    Copas dari blog sebelah. Cara  Memilih spesifikasi komputer rakitan yang tepat tidaklah sulit jika kita mengetahui kebutuhan kita sendiri akan komputer. Apakah nantinya komputer tersebut digunakan hanya untuk keperluan office, atau untuk kerja grafis, ataupun untuk keperluan multimedia dan gaming. Jual Komputer Game Murah.

    PC Gaming Intel
    Intel Pentium G3220 Haswell
    Processor : Intel Pentium G3220
    Motherboard : ASRock H81M-DGS
    Hardisk : WDC 500GB SATA
    RAM : Corsair DDR3 2x1 GB
    Casing + PSU : Power Up Basic Value
    LCD : Asus VH168D LED 15.6"
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming Ringan, Office, dll.

    Intel Core i3 Haswell
    Processor : Intel Core i3-4130 3.4 Ghz
    Motherboard : ASRock H81M-DGS
    Hardisk : WDC 500GB SATA
    RAM : Team Elite DDR3 2x2 GB
    Casing + PSU : Power Up Basic Extreme
    LCD : Asus VH168D LED 15.6"
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming Ringan, Office, dll.

    Intel Core i3 Haswell Gaming
    Processor : Intel Core i3-4130 3.4 Ghz
    Motherboard : ASRock H81M-DGS
    Hardisk : WDC 1TB SATA3 64MB
    RAM : Team Elite DDR3 2x2 GB
    VGA : MSI AMD Radeon R7-250
    Casing + PSU : Power Up Basic Extreme + FSP Hexa 400w 80+
    LCD : Asus VH168D LED 15.6"
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming high layar 720p

    [BEST!!!] Intel Core i3 Haswell Gaming + NVIDIA Maxwell
    Processor : Intel Core i3-4130 3.4
    Motherboard : ASRock Z87 EXTREME4
    Hardisk : WDC Blue 1TB SATA3 64MB
    RAM : Corsair DDR3 Vengeance 2x2 GB LP
    VGA : Zotac Geforce GTX 750 Ti
    Casing + PSU : Dazumba D Vito 783 + Corsair VS Series 450W
    LCD : Asus VS239HP 23 Inch
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming 1080p
    Harga Tanpa LCD : Rp 6.703.000

    [BEST!!!] Intel Core i5 Haswell Gaming + NVIDIA Maxwell
    Processor : Intel Core i5-4430 3.0 Ghz
    Motherboard : ASRock Z87 EXTREME4
    Hardisk : SSD Adata SP900 128GB + WDC Blue 1TB SATA3 64MB
    RAM : Corsair DDR3 Vengeance 2x2 GB LP
    VGA : Zotac Geforce GTX 750 Ti
    Casing + PSU : Corsair Carbide 200R + Corsair VS Series 450W
    LCD : Asus VS239HP 23 Inch
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming 1080p
    Harga Tanpa LCD : Rp 9.163.000

    [BEST!!!] Intel Core i7 Haswell Gaming + NVIDIA Maxwell
    Processor : Intel Core i7-4770K 3.5 Ghz
    Motherboard : ASRock Z87 EXTREME4
    Hardisk : SSD Adata SP900 128GB + WDC Blue 1TB SATA3 64MB
    RAM : Corsair DDR3 Vengeance 2x4 GB LP
    VGA : Zotac Geforce GTX 750 Ti
    Casing + PSU : Corsair Carbide 200R + Corsair VS Series 550W
    LCD : Asus VS239HP 23 Inch
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming 1080p
    Harga Tanpa LCD : Rp 11.786.000

    Intel Core i7 Haswell Gaming Xtreme
    Processor : Intel Core i7-4770K 3.5 Ghz
    Motherboard : ASRock Z87 EXTREME4
    Hardisk : Adata SP900 128GB + WDC Black 3TB SATA3 64MB
    RAM : Corsair DDR3 Dominator Platinum PC17000 8GB
    VGA : Gigabyte Geforce GTX780 Ti 3096MB DDR5
    Casing + PSU : Corsair Carbide 500R Black + Corsair RM Series 1000W Full Modular
    LCD : Asus VS239HP - 23 Inch Full HD
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    HSF Cooler :  Corsair Hydro Series H60 Water Cooler
    Fungsi : Gaming Full HD
    Harga simulasi : Rp 26,500,000

    PC GAMING AMD
    AMD Richland A4-4000
    Processor : AMD Richland A4-6300
    Motherboard : ASRock FM2A55M-VG3
    Hardisk : WDC Blue 1TB SATA3
    RAM : Team Elite Dual Channel 4GB (2x2GB)
    Casing + PSU : Dazumba D Vito 783 PSU 450W
    LCD : Asus VH168D - 15.6 Inch
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming Low

    AMD Trinity A10-5800K
    Processor : AMD Trinity A10-5800K
    Motherboard : MSI FM2-A85XMA-P33
    Hardisk : WDC Blue 1TB SATA3
    RAM : Team Elite Dual Channel 4GB (2x2GB)
    Casing + PSU : Dazumba D Vito 783 PSU 450W
    LCD : Asus VH168D - 15.6 Inch
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming Medium-High

    AMD Vishera FX-6300 6 Core Gaming
    Processor : AMD Vishera FX-6300 3.5Ghz
    Motherboard : ASRock 970 Extreme 3
    Hardisk : WDC 1TB SATA3 64MB
    RAM : Team Dual Channel 4GB (2x2GB)
    VGA : MSI AMD Radeon R7-250
    Casing + PSU : Dazumba D Vito 783 + FSP Hexa 400w 80
    LCD : Asus VS197DE - 18.5 Inch
    DVD : Lite On DVD RW 24X SATA
    Fungsi : Gaming High 760p

    Cara Memilih Rakitan Komputer :
    1. Tentukan untuk apa komputer tersebut. Komputer untuk keperluan sederhana seperti office tidak membutuhkan spesifikasi yang terlalu tinggi. Kemudian komputer dengan kebutuhan menengah untuk multimedia membutuhkan spesifikasi yang baik. Sedangkan untuk komputer game, dibutuhkan spesifikasi yang sangat tinggi. Terlebih jika komputer tersebut digunakan untuk keperluan editing, maka dana pun juga harus tinggi untuk memenuhi kebutuhan komponen yang mahal.
    2. Pilih jenis processor, ada banyak sekali processor baik dari AMD maupun Intel. Pilih sesuai kebutuhan dan budget anda. Gunakan minimal processor dual core untuk komputer dengan penggunaan normal. Processor quad core terbaru untuk keperluan gaming dan editing.
    3. Motherboard, memilih motherboard harus sesuai dengan socket yang dibutuhkan oleh processor. Anda tidak bisa menggunakan sembarang motherboard karena tiap-tiap processor memiliki socket yang berbeda. Pastikan juga Anda memilih motherboard dengan chipset yang sesuai kebutuhan anda, masing-masing motherboard memiliki chipset yang berbeda-beda dan fitur yang berbeda pula tentunya.
    4. Hardisk, merupakan tempat penyimpanan data untuk file-file di komputer anda. Untuk komputer dengan penggunaan normal, gunakan hardisk sata 500 GB agar bisa menyimpan berbagai macam file penting. Kemudian untuk kebutuhan gaming dan editing, gunakan hardisk berkecepatan tinggi + hardisk berkapasitas besar agar bisa menyimpan beraneka macam game.
    5. Ram. Untuk komputer penggunaan normal, gunakan minimal ram sebesar 2 GB
    6. VGA, vga berfungsi untuk menampilkan gambar pada layar monitor anda. Semakin bagus kualitas kartu vga, semakin bagus pula gambar yang dihasilkan. Selain itu, vga dengan spesifikasi tinggi sangat dibutuhkan untuk menjalankan game-game masa kini. Jika anda membutuhkan komputer dengan penggunaan game sedang, anda bisa menggunakan vga onboard bawaan dari processor terbaru saat ini, misalnya intel haswell dan amd apu kaveri.
    7. Power supply, merupakan jantungnya dari komputer, memilih psu yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga keawetan komputer anda. Baca juga : Tips Memilih Power Supply
      • komputer office => bisa gunakan psu bawaan casing
      • komputer multimedia => beli psu 400w dengan label 80+ dalam produknya
      • komputer game => membutuhkan psu super untuk bisa mengangkat kebutuhan daya komponennya yang sagat tinggi. Besarnya daya juga tergantung dengan jenis komponen apa yang digunakan, vga, cpu, cooler, beraneka macam komponen tambahan. Silahkan anda berkonsultasi kepada ahlinya
    8. Terakhir, jika anda ingin merakit komputer, anda harus memperhatikan keseimbangan komponennya, jangan sampai anda menggunakan processor core i7 tetapi ramnya hanya 2 GB. membeli vga dengan harga 9 juta rupiah, tetapi anda menggunakan processor dual core 600 ribuan. Jika hal itu sampai terjadi, maka komputer Anda akan bottleneck, yaitu ada beberapa komponen yang macet performanya karena komponen yang lain kurang bisa mendukung. Alhasil ketika komputer anda bisa berjalan (ibaratkan motor) dengan kecepatan 200Mph, akan terpotong menjadi 70Mph karena terjadi bottleneck
    Sumber : https://panduankomputer-laptop,blogspot,com/2013/07/cara-memilih-spesifikasi-rakitan.html


    KEGUNAAN SMART DEFRAG – MEMBUAT PC / WINDOWS LEBIH CEPAT


    Smart Defrag by IObit adalah aplikasi kecil yang dapat dipergunakan sebagai alternatif untuk menyusun kembali berkas-berkas yang ditulis secara acak pada harddisk. Berkas-berkas yang tidak beraturan bisa menyebabkan kinerja komputer melambat dan membuatnya menjadi tidak stabil. 

    Aplikasi ini memberikan solusi untuk memperbaiki keadaan tersebut.

    Perangkat lunak ini memiliki fitur yang sangat sedernaha, namun dengan penawaran harga secara gratis, program ini cukup layak untuk dijadikan perkakas alternatif dalam menata kembali susunan penulisan berkas-berkas yang tidak beraturan pada harddisk

    Aplikasi gratis ini memiliki 5 menu utama, yaitu:

    • Defrag Now
    • Auto Defrag
    • Schedule
    • Options
    • Speed up PC!
    Smart defrag sangatlah penting sebagaimana defrag sendiri itu penting bagi windows , agar windows dapat berjalan dengan lebih cepat karena file-file telah tertata rapi. Dan siap digunakan windows.





    Link DOWNLOAD :  klik download

    Jika link broken / rusak silahkan lapor pada admin nanti akan diperbarui linknya.


    Studi Analisis Tentang Pengaruh Pengetahuan Ibadah Mahdhah Terhadap Pengamalannya Yang Dilaksanakan Oleh Siswa MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2005 / 2006


    BAB I

    PENDAHULUAN


    A.    Latar Belakang Masalah

    Ibadah mahdhah merupakan ibadah yang dikerjakan manusia dan berhubungan langsung dengan Allah SWT, diantaranya adalah shalat dan puasa. Manusia, sebagai makhluk Allah diciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ad- Dzariyat ayat 56 :

    وماخلقت الجـن والإ نس الا ليعـبدون

    Artinya : “ Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”[1]
    Sesuai dengan ayat di atas, semua manusia memiliki kewajiban mengerjakan ibadah, terutama bagi mereka yang sudah baligh. Kesadaran mengerjakan ibadah ini harus ditanamkan sejak dini, sejak mereka masih kecil (dalam dunia pendidikan).
    Dengan demikian kesadaran mengerjakan ibadah tersebut telah mengakar dalam jiwa mereka.
    Di lingkungan sekolah menengah tingkat atas, para siswanya merupakan anak yang telah mencapai baligh. Namun masih banyak dijumpai siswa-siswi yang tidak mengerjakan ibadah secara maksimal. Misalnya sholat : Pada waktu sholat dzuhur musholla di sekolah tidak ramai dikunjungi siswa-siswi, dan pada waktu bulan ramadhan masih banyak dijumpai siswa-siswi yang merokok serta makan di jalan atau warung.
    Hal ini membuktikan bahwa kesadaran mereka mengerjakan ibadah yang telah menjadi kewajibannya masih kurang, padahal ibadah shalat dan puasa merupakan menifestasi awal dari aspek motorik seorang muslim. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor dari dalam siswa sendiri seperti pengetahuan mereka yang kurang tentang ibadah mahdhah, serta pengamalannya dan faktor dari luar, misalnya kurangnya keteladanan dari lingkungan sekitar mereka.
    Oleh karena itu pendidikan ibadah mahdhah baik secara teori maupun praktek sangat penting dan bermanfaat terutama bagi siswa. Dengan menjalankan ibadah terutama ibadah mahdhah siswa dapat mengendalikan emosinya, menata akhlaknya, dan dapat menjadikan tindakan-tindakannya terarah. Mahmud Yunus menjelaskan bahwa : “ Hendaknya pemuda-pemudi menunaikan ibadah kewajiban agama, seperti shalat, puasa dan lain sebagainya. Karena orang yang beribadah akan mengingat Tuhannya dan akan menjadikan tenang dan tenteram”.[2]
    Tempat penelitian dari skripsi ini adalah MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo. MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo merupakan salah satu sekolah yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu secara teoritis saja tanpa ada waktu untuk mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut. Hal ini menyebabkan siswa banyak yang lupa sehingga keberhasilan pembelajaran yang diharapkan oleh guru tidak tercapai.
    Metode pembelajaran di MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo terutama pendidikan ibadah mahdhah perlu mendapat perhatian yang khusus baik dari segi matode, materi, maupun pelaksanaan praktek ibadah siswa.
    Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki gagasan untuk mengangkat masalah dnegan judul skripsi “ Studi Analisis Tentang Pengaruh Pengetahuan  Ibadah Mahdhah Terhadap Pengamalannya Yang Dilaksanakan Oleh Siswa MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2005 / 2006 “.

    B.     Penegasan Istilah

    Supaya tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul skripsi ini, maka perlu dikemukakan batasan-batasan istilah yang ada dalam judul skripsi ini terlebih dahulu.
    1.      Studi Analisis
    Studi berasal dari bahasa Inggris “ To Study” yang artinya pendidikan.[3] Studi juga berarti pekerjaan atau penggunaan waktu dalam pikiran untuk memeperoleh ilmu pengetahuan, juga bisa berarti penyelidikan.[4] Jadi studi yaitu pelajaran dan penyelidikan terhadap sesuatu yang diteliti. Sedangkan Analisis yaitu penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangn perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.[5]
    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa studi analisis yaitu penyelidikan atau penelitian tentang hubungan antara dua variabel atau lebih yang saling berhubungan.
    2.      Pengaruh
    Pengaruh yaitu daya yang timbul dari seseorang atau benda yang akan membentuk watak dan kepercayaan atau perbuatan seseorang.[6]
    3.      Pengetahuan
    Pengetahuan artinya segala sesuatu yang diketahui.[7] Pengetahuan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah persepsi tentang suatu obyek yang disebabkan oleh adanya rangsangan / stimulus yang mengenai alat indera, baik melalui penglihatan, pendengaran, peraba, ataupun perasa tentang ibadah mahdhah sehingga seseorang menjadi kenal, tahu, mengerti, sadar dan insyaf tentang ibadah mahdhah.
    4.      Ibadah Mahdhah
    Ibadah mahdhah adalah ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT yang telah dipastikan tata cara serta syarat rukunnya oleh syariat dalam rangka pengabdian diri kepada Allah SWT.[8]
    5.      Pengamalan
    Pengamalan artinya pelaksanaan juga berarti perbuatan mengamalkan.[9] Pengamalan di sini didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.

    C.    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
    1.      Bagaimana tingkat pengetahuan ibadah mahdhah (shalat dan puasa ) siswa MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo ?
    2.      Bagaimana kualitas pelaksanaan ibadah mahdhah (shalat dan puasa) siswa MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo ?
    3.      Sejauhmanakah pengaruh pengetahun ibadah mahdhah terhadap pengamalannya yang dilakukan oleh siswa MA Raudlatut Tholibin Sidomulyo ?

    STUDI KORELASI PELAKSANAAN METODE DRILL TERHADAP KETERAMPILAN SHOLAT SISWA KELAS III MI TAMRINUT THULLAB UNDAAN LOR KUDUS



    A.    Latar Belakang

    Sholat adalah tiang agama barangsiapa mengerjakan sholat berarti ia telah menjadikan agama. Barang siapa yang meninggalkan sholat berarti dia telah merobohkan agama. Sholat merupakan kewajiban seluruh umat islam mulai akil baligh sampai menjelang ajal, dalam sehari semalam umat islam mengerjakan sholat lima waktu.
    Amal ibadah yang pertama kali diperiksa oleh Allah nanti pada hari kiamat adalah sholat. Apabila sholat kita baik maka amal ibadah yang lain juga baik, sebaliknya apabila sholat kita jelek maka amal yang lain juga ikut jelek.
    Perintah sholat ketika Rosulullah SAW melakukan isro’ mi’roj. Berbeda dengan ibdah yang lain seperti zakat, puasa dan haji. Sholat diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk umatnya secara langsung tidak melalui malaikat Jibril, oleh karena itu kerjakanlah sholat dengan sebaik-baiknya.[1]
    Hukum melaksanakan sholat adalah wajib dan waktunya juga ditetapkan sebagaimana firman Allah :
    واقم الصلوة قلىان الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر ( العنكبوت: 45)
    Artinya : “ Maka dirikanlah sholat itu, sesungguhnya shalat itu fardhu, yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. ( An – Nisa’ Ayat 103).
    Sedangkan tata cara pelaksanaan sholat, berdasar atas perunjuk dan sunnah Rosulullah dalam haditsnya:

    حدثنامحمدبن مثنى قال حدثناعن عبدالوهاب حدثناقال ايوب ابى قلبه حدثناقل عن مالك حدثناقال : رسول الله صلى الله عليه وسلم صلوا كمارأيتمونى اصلى. (رواه البخارى)

    Artinya : Muhammad bin Mutsanah becerita kepada kami berkata : Bahwa Abdul Wahab menceritakan kepada kami, berkata Ayub Bin Abi Kilabah bercerita kepada kami, bahwa Malik bercerita kepada kami, bahwa Rasulululloh SAW bersabda : Sholatlah sebagaimana kamu melihat aku sholat (kerjakan sholat menurut cara mengerjakannya) ( H.R. Bukhori )
    Dalam suatu lesson plain kadang-kadang digunakan lebih dari satu metode, maka kegiatan pokok dalam proses balajar mengajar tersebut pasti di tandai salah satu penggunaan metode, jika dalam suatu lesson plain itu yang menonjol kegiatan mengulang seperti dalam pengajaran membaca atau pembinaan psikomotor pada umumnya maka jelas metode mengajar yang digunakan adalah metode drill.[2]
    Melihat latar belakang di atas penulis mempunyai alasan-alasan yang melatarbelakangi masalah yang ada hubunganya dengan judul skripsi :
    1. Metode drill merupakan salah satu alternatif metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan upaya meningkatkan keterampilan sholat siswa karena metode tersebut  menitik beratkan kepada latihan yang terus-menerus dan diulang-ulang dengan cara yang praktis, sehingga membentuk ketrampilan dan ketangkasan siswa dalam hal sholat
    2. Dengan metode Drill terhadap materi pengajaran sholat dapat mengembangkan potensi siswa untuk berani berbuat dengan keahliannya, sanggup mengamalkan ibadah sholat dengan baik, benar dan khusuk karena siswa sudah  terbiasa berlatih dan sudah menganggap bahwa shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya       
    3. Ibadah shalat merupakan ibadah inti dan paling mendasar dan sangat menentukan, sehingga apabila ibadah shalat seorang baik, maka akan dapat mengantarkan ibadah lainnya menjadi baik.   

    B.     Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :
    1.      Bagaimana pelaksanaan metode drill terhadap keterampilan sholat siswa kelas III di MI Tamrinut Thullab Kudus
    2.      Bagaimana keterampilan sholat siswa kelas III MI Tamrinut Thullab Kudus
    3.      Adakah hubungan antara metode drill terhadap keterampilan sholat siswa kelas III

    C.    Variabel Penelitian

    a.       Variabel bebas atau pengaruh (independent)
    Variabel bebas adalah suatu variabel yang sifatnya mempengaruhi variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan metode drill dengan indikator :
    -          Pengertian metode drill
    -          Penggunaan metode drill dalam proses belajar mengajar
    -          Manfaat metode drill
    -          Relevansinya metode drill terhadap keterampilan shalat kabaikan dan kelemahan metode drill
    b.      Variabel terikat atau terpengaruh (dependent)
    Variabal terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.[3] Sedang yang menjadi variabel terikat adalah keterampilan sholat dengan indikator :
    -          Terampil dalam bacaan sholat
    -          Terampil dalam gerakan sholat
    -          Terampil dalam keserasian antara bacaan dengan gerakan sholat.





                    [1] Tim KKG – PAI, Pendidkan Agam Islam Berdasarkan Kurikulum SD / GBPP 1994, Yudistira Semarang, 1997, hal. 31
                    [2] Dr. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1999, hal. 34
    [3] Saefuddin Anwar MA, Metodologi Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 62 

    IMPLEMENTASI TEORI TREFFINGER TENTANG PENGEMBANGAN BELAJAR KREATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MTs NU KHOIRIYAH BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2005 / 2006


    A.    Latar Belakang Masalah

    Mengajar merupakan sebuah profesi yang memerlukan dan mencakup pengembangan kreativitas. Para guru mempunyai peran kritis dalam membentuk visi  pendidikan yang bisa menghasilkan peserta didik yang benar-benar berhasil dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya strategi yang bisa mengembangkan kreativitas anak sehingga minat belajarnya bisa meningkat dan terarah.
    Perkembangan kreativitas anak merupakan sebuah bagian penting dari apa yang pendidik dan sistem pembelajaran lakukan. Claxton (1984 : 228) berkata      “ Untuk menjadi kreatif engkau harus berani berbeda “, apa yang jelas dari hal ini adalah bahwa perkembangan keahlian kreatif dengan berani berbeda, harus berlangsung pada tingkat ganda, baik dalam sisi kebijakan (guru maupun pemerintah) maupun sisi praktis.[1]
    Untuk mengukur ranah kognitif para guru tidak banyak menjumpai kendala. Aspek pengetahuan (rasio) diukur dengan berbagai tes baik ulangan harian, ulangan blok maupun tes akhir semester. Ranah psikomotor (kemampuan) dapat diketahui dari praktek pembelajaran bagi mata pelajaran yang memerlukan praktek seperti olah raga, kesenian, agama. Guru dapat mengukur ketrampilan siswa secara cermat melalui pengamatan dan hasil kerja dalam proses pembelajaran.
    Sedangkan untuk mengukur ranah afektif (sikap) kenyataannya guru banyak menemui kendala dalam praktek pembelajaran di kelas. Ranah ini mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Pophan (1995) menjelaskan ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.[2] Orang yang tidak mempunyai minat pada pelajaran tertentu sulit yang mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Oleh karena itu seorang guru harus mampu mengembangkan kreativitas anak untuk membangkitkan minat belajar siswa. Contoh siswa memiliki minat belajar dan sikap positif pada pelajaran, mereka akan merasa senang dan enjoy dalam mempelajari mata pelajaran.
    Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang hendak ditingkatkan dalam kebanyakan program pembelajaran pada anak. Untuk itu perlu ditumbuhkan iklim di dalam kelas yang menghargai dan memupuk kreativitas dalam semua segi. Tidak cukup menyediakan waktu 30 menit sehari untuk kreativitas. Hal ini tidak akan meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Mengembangkan kemampuan ini. Model Treffinger untuk mengembangkan belajar kreatif merupakan salah satu model yang menangani masalah kreativitas. Dengan melibatkan, baik ketrampilan kognitif maupun afektif. Treffinger menunjukkan saling hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mengembangkan dan mendorong belajar kreatif.
    Model Treffinger untuk mengembangkan dan mendorong belajar kreatif (Treffinger, 1986) menggambarkan susunan tugas tingkat yang mulai dengan unsur – unsur dasar dan menanjak ke fungsi-fungsi berpikir kreatif yang lebih majemuk. Model Treffinger terdiri dari langkah-langkah berikut : Basic tools, practise with procese, dan working with real problem.[3] Tingkat I, meliputi keterampilan berpikir divergen. (Guilford, 1967, dikutip Parke 1989) dan teknik-teknik kreatif. Keterampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran dan keteraturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif kepada orang lain. Timgkat II, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Tingkat III, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata.
    Dalam teori Treffinger baik proses kognitif maupun afektif dikembangkan, dengan rentangan dalam tingkat kompleksitas. Siswa yang lebih cepat menguasai keterampilan tingkat I atau tingkat II dapat melanjutkan ke kegiatan III.[4] Menerapkan apa yang telah mereka ketahui terhadap masalah atau keadaan baru yang berbeda dalam hidup mereka. Dengan demikian siswa belajar keterampilan yang beragam dan mampu menggunakannya jika diperlukan. Belajar kreatif merupakan bagian dari semua subyek yang diajarkan di sekolah. Kemajuan dalam profesi diperoleh melalui proses kreatif.
    Salah satu implikasi dari minat belajar siswa adalah membaca. Misalnya siswa yang gemar akan membaca, dia akan berusaha kreatif dan lebih meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajari mata pelajaran. Akan tetapi itu semua tidak terlepas dari peran seorang guru sebagai pengontrol dan motivator. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
    اقرأباسم ربك الذي خلق * خلق الانسان من علق * اقراءوربك الاكرم * الذي علم بالقلم * علم الا نسان مالم يعلم (العلق :- ١ ٥)
    Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan * Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah * bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah * yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam * Dia megajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.[5]
    Dari ayat di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya membaca dan menulis. Kata “Iqra” bersambung dengan “ bismirabbikalladzii khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan). Hal ini memberikan petunjuk bahwa membaca atau belajar sebagai salah satu aktiviats ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan. Yang dasarnya sebagai kreativitas dari anak itu sendiri. Dalam pembelajaran di kelas, kreativitas dari anak harus mampu membuat keterikatan atas diri mereka sendiri sehingga minat belajarnya bisa lebih meningkatkan dan mendapatkan kombinasi-kombinasi baru.

    B.     Penegasan Istilah

    Agar tidak terjadi kesalahpahaman judul yang penulis ajukan, maka penulis merasa perlu menegaskan judul yang penulis ajukan.
    1.      Implementasi
    Diartikan sebagai pelaksanaan, penerapan.[6] Yang dimaksud disini adalah penerapan atau pelaksanaan teori Treffinger dimana dalam proses pembelajaran, teori tersebut dilaksanakan oleh guru dan murid untuk meningkatkan minat belajar siswa.
    2.      Teori Treffinger
    Teori Treffinger dalam upaya pengembangan belajar kreatif merupakan salah satu dari model yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Dengan melibatkan baik ketrampilan kognitif maupun afektif pada setiap tingkat dari model ini. Treffinger menunjukkan saling berhubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mengembangkan belajar kreatif.[7]
    Model Treffinger dalam mengembangkan dan mendorong belajar kreatif (Treffinger,1986) menggambarkan susunan tiga tingkat yang mulai dengan unsur-unsur dasar dan menanjak kefungsi-fungsi berpikir kreatif yang lebih majemuk. Model Treffinger terdiri dari langkah –langkah berikut : basic tools, practise with prosese, dan working with real problem.[8]
    Tingkat I meliputi ketrampilan berpikir divergen (Guilford, 1967 dikutip Parke 1989) dan teknik-teknik kreatif. Ketrampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran dan keteraturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif. Kepada orang lain. Tingkat II, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ketrampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Tingkat III, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ketrampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata.[9]
    3.      Pengembangan
    Dari kata kembang yang berarti, mekar, terbentang menjadi bertambah sempurna atau maju.[10]
    4.      Belajar
    Menurut S Nasution dalam bukunya yang berjudul “ Didaktik Asas - Asas Mengajar”, kata belajar diartikan sebagai perubahan berkat pengalaman dan latihan.[11]
    5.      Kreatif
    Kemampuan untuk mencipta, menjadi maju [12]
    6.      Proses
    Adalah tahapan – tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan dan sebagainya, jalannya (Widodo, 2001).[13]
    7.      Pembelajaran
    Yaitu keseluruhan rangkaian aktivitas dalam belajar mengajar (Roychanah, 1997).[14]
    8.      Pengaruh
    Daya yang timbul dari sesuatu orang, benda, dan sebagainya yang berkuasa, kekuatan ghoib, dan sebagainya.[15]
    9.      Minat Belajar
    Minat adalah “ kecenderungan jiwa kearah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita “, [16] jadi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kecenderungan jiwa untuk melakukan aktivitas belajar
    10.  Siswa
    Kata siswa diartikan sebagai “ pelajar”,[17] dan yang dimaksud siswa disini adalah siswa yang belajar di MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005/2006 yang menjadi sampel penelitian.

    C.    Rumusan Masalah

    Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskabn beberapa masalah, yang diajukan dalam penelitian adalah :
    1.      Bagaimana guru mengimplementasikan teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas ?
    2.      Bagaimana minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah  Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006 ?
    3.      Apakah ada pengaruh teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006 ?

    D.    Rumusan Hipotesa

    Sebagai pedoman penelitian, maka diajukan hipotesis yang merupakan arah dalam menentukan metode, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan pengambilan kesimpulan. Hipotesis itu sendiri adalah jawaban-jawaban yang teraktif terhadap tujuan-tujuan studi, [18]  atau jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara empiris.[19] Jadi hipotesa merupakan pernyataan yang bersifat sementara, [20] terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[21]
    Adapun hipotesis yang diajukan adalah “ Ada hubungan yang cukup signifikan antara implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas dengan minat belajar siswa, dengan kata lain dengan adanya teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dikelas maka dapat menumbuhkan dan mendorong minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006.

    E.     Tujuan Penelitian

    Dengan penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui :
    1.      Bagaimana guru mengimplementasikan teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas pada siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006
    2.      Bagaimana minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006
    3.      Sejauhmana pengaruh implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006

    F.     Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
    1.      Manfaat Teoritis
    Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan arah kepada guru mengenai pengembangan belajar kreatif oleh Treffinger dalam proses pembelajaran di kelas sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus
    2.      Manfaat Praktis
    a.       Bagi peneliti bermanfaat mengetahui teori Treffinger tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong untuk belajar kreatif
    b.      Bagi guru dapat mengetahui dan menerapkan teori Treffinger dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa
    c.       Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi untuk dapat lebih meningkatkan minat dalam belajar

    G.    Metode Penelitian

    Untuk mengadakan suatu penelitian yang valid dan reliable, metode sangatlah penting dalam membantu memecahkan masalah yang sedang diteliti, karena metode adalah suatu cara yang harus dilakukan dalam menentukan populasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
    1.      Menentukan Subyek Penelitian
    a.       Populasi
    Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian yakni seluruh anak yang dimaksud untuk diselidiki.[22] Penulis jadikan populasi adalah seluruh siswa keals VII-VIII MTs NU Khoiriyah Bae Kudus
    b.      Sampel
    Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.[23] Hal ini juga sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menerangkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.[24] Mengenai besarnya sampel, menurut Suharsimi Arikunto dalam mengambil sampel apabila jumlah subyek penelitian kurang dari 100 (seratus) maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyek lebih dari 100 (seratus) maka dapat diambil sampel antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % bahkan lebih.[25]
    2.      Variabel Penelitian
    Variabel penelitian adalah suatu yang akan menjadi objek penelitian. Dalam penelitian, menentukan variabel adalah sangat penting sebab dengan menentukan variabel tersebut masalah yang akan dikaji manjadi lebih jelas. Dalam kerangka penjabaran masalah-masalah penulisan menggunakan variabel sebagai berikut :
    a.       Variabel bebas atau variabel X
    Yaitu implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas, dengan indikator :
    1.      Langkah Basic Tools
    2.      Langkah Practise With Procese
    3.      Langkah Working With Real Problem. [26]
    b.      Variabel terikat atau variabel Y
    Yaitu minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus dengan indikator :
    1.      Suka membaca
    2.      Memperhatikan dan mersepon proses pembelajaran di kelas
    3.      Memahami materi pelajaran
    4.      Sering bertanya.[27]
    3.      Metode Pengumpulan Data
    Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah :
    a.       Metode Interview
    Menurut Koentjaraningrat : “ Wawancara atau interview mencakup cara yang duigunakan oleh seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu”.[28]
    Penggunaan metode interview ini dilakukan kepada berbagai pihak yang dipilih sebagai sumber data.
    b.      Metode Observasi
    Metode observasi yaitu metode pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.[29] Atau cara-cara menganalisis mengenai tingkah laku atau mengawasi individu atau kelompok secara langsung.[30]
    c.       Metode Dokumentasi
    Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, buku, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya.[31]
    d.      Metode Angket
    Dalam penelitian ini, angket yang berisi sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada subyek atau individu dan harus dijawab oleh responden yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas, dan minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus.
    e.       Metode Eksperimen
    Metode eksperimen adalah metode percobaan. Dasar dan suatu eksperimen adalah perbandingan antara suatu kelompok atau kesatuan eksperimen dengan suatu kelompok atau kesatuan kontrol. Kedua kelompok itu harus mempunyai sifat-sifat yang sama dan perbedaannya terletak pada stimulus berupa faktor yang pengaruhnya ingin diteliti. Stimulus ini diberikan kelompok eksperimen, tetapi tidak pada kelompok kontrol.[32]
    Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut :
    1.      Memilih Kelas
    Dalam hal ini penulis memilih kelas VII MTs NU Khoiriyah Bae Kudus yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelas a, b, c,     dan d.
    2.      Menetapkan siswa eksperimen dan siswa kontrol, dalam hal ini penulis mengambil kelompok yang ada, maksudnya adalah seluruh anggota dan kelas kontrol maupun kelas eksperimen diambil sebagai sampel
    3.      Bahan yang diberikan
    Dalam eksperimen ini antara kelas a, b, c, dan d, diberikan bahan yang sama dan diampu guru yang sama
    4.      Pelaksanaan eksperimen
    Dalam hal ini, mengajar hanya disampaikan oleh satu guru sesuai dengan judul ini dan hanya diberikan pada kelas eksperimen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah stimulus eksperimen dapat berjalan efektif.
    4.      Metode Analisis Instrumen
    1)      Uji Normalitas
    Untuk menguji normalitas data dalam sampel adalah distribusi normal atau teknik perhitungan dengan menggunakan metode uji Chi Kuadrat. Rumus uji Chi Kuadrat sebagai berikut :


    Keterangan :
    Oi = Frekuensi pengamatan
    Ei   = Frekuensi yang diharapkan
    Jika x2 data Sx2 tabel dengan taraf signifikan 5 % berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang normal.
    2)      Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
    -          Uji Validitas Instrumen
    Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel hasil penelitian yang valid, bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Sedang instrumen yang valid alat ukur digunakan untuk mendapat data (mengukur) itu valid.[33]
    Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu instrumen yang berbentuk tes maupun non tes, instrumen yang valid harus mempuyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal instrumen yang berupa tes harus melalui :
    1.      Pengujian validitas konstan ( Construct Validity)
    2.      Pengujian validitas isi ( Content Validitas)
    3.      Pengujian validitas eksternal
    -          Uji Reliabilitas Instrumen
    Instrumen reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.[34] Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan :
    1.      Test – retest
    2.      Equivalent
    3.      Penggabungan keduanya
    4.      Internal consistency
    Dengan rumus Spearman Brown

    Keterangan :
    ri    : Reliabilitas internal seluruh instrumen
    rb   : Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
    3)      Uji Homogenitas Data
    Jika pengujian terhadap penyebaran nilai yang dianalisa penulisan akan menggeneralisasikan hasil terlebih dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel yang besaral dari populasi yang sama. Langkah – langkah dapat ditempuh sebagai berikut :
    1.      Membuat tabel penolong untuk mencari harga-harga yang perlu untuk uji variabel
    2.      Harga – harga yang perlu dicari adalah :
    a.       Varian gabungan dan semua sampel :

    b.      Harga satuan B dengan rumus :
    B = (Log S2Σ ( ni – 1)
    c.       Chi Square (x2) = In 10 = 2,3026 merupakan bilangan asli tetap yang disebut logaritma asli dan bilangan 10
    d.      Menghitung harga Chi Square dengan rumus :
    Y2 = (In 10) 

    4)      Uji Linieritas Varians
    Uji linieritas yakni pengujian data dalam analisis statistik inferensial untuk mengetahui apakah suatu penelitian menggunakan statistik parametris atau statistik non parametris.[35] Dalam uji linieritas data ini melalui langkah-langkah : 1) Membuat tabel kerja 2) Mencari nilai koefisien korelasi product moment 3) Mencari nilai Freg (nilai F garis regresi) dengan rumus :
    Keteragngan :  F reg         = Harga F garis regresi
    N               = Jumlah kasus
    M               = Jumlah predictor
    R               = Koefisien korelasi
    5)      Uji Linieritas Data
    Pada dasarnya uji linieritas ini merupakan pengkajian terhadap rumusan hipotesis rully (Ho) seperti :
    Ho = Koefisien arah regresi tidak berarti melawan koefisien regresi
    Hi  = Regresi linier melawan regresi tidak linier.
    Untuk menemukan apakah masing-masing variabel bebas sebagai predictor mempunyai hubungan linieritas atau tidak dengan variabel terikat, uji Chi sebagai syarat untuk menentukan model analisis regresi linier pada taraf signifikan 5 % dengan db = 1 lawan N-K-1 dengan   rumus :
    5.      Metode Analisis Data
    a)      Analisis Pendahuluan
    Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dicantunkan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi. [36]
    Di dalam analisis penelitian ini merupakan tahap pengelompokan hasil penelitian mengenai implementasi teori treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas pengaruhnya terhadap minat belajar siswa MTs Khoiriyah Bae Kudus. Untuk menganalisis data peelitian ini, digunakan teknik analisis statistik yang menghitung nilai kualitas dan kuantitas dengan cara memberikan penilaian berdasarkan atas jawaban angket yang telah di dasarkan kepada responden, dimana masing-masing item diberikan alternatif jawaban, dan diberi skor sebagai berikut :
    Jawaban a diberi skor 4
    Jawaban b diberi skor 3
    Jawaban c diberi skor 2
    Jawaban d diberi skor 1
    Hasil dan tahap ini dimasukkan dalam distribusi untuk memperoleh gambaran yang dikaji.
    b)      Analisis Uji Hipotesis
    Analisis ini dilakukan untuk menguji distribusi frekuensi yang telah disusun dalam analisis pendahuluan, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
    Y1 = a + bx
    Keterangan :
    y1      =  Subyek dalam variabel dependen
    a       =  Harga y bila y = 0 ( harga konstan )
    b       = Harga arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun pada variabel independen. Bila ( + ) maka naik, bila ( - ) maka terjadi penurunan
    x       =   Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
    Kemudian ada tidaknya pengaruh dapat diteruskan dengan menggunakan rumus :
    Keterangan :
    rxy              = Koefisien korelasi Product Moment antara variabel x dan y
    x                = Variabel
    y                = Variabel
    N               = Jumlah sampel ( objek yang diteliti )
    Σ                = Sigma ( jumlah ). [37]
    c)      Analisis Lanjut
    Analisis lanjut ini merupakan data lebih lanjut dari hasil – hasil nilai kualitatif analisis sebelumnya, yakni membandingkan besarnya “ r “ Observasi (r0) dengan “ r “ tabel (r tabel) dengan taraf signifikan 1 % dan 5 % jika “ r0 “ sama dengan atau lebih besar dari “ r tabel “ maka hasilnya signifikan yakni hipotesis alternatif (H0) dapat diterima kebenarannya. Dan apabila hasilnya lebih kecil maka hipotesis di tolak, sehingga interpretasinya adalah ada pengaruh yang sedang / cukup signifikan         di MTs NU Khoiriyah Bae Kudus.

    H.    Sistematika Penulisan Skripsi

    Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam membaca skripsi ini, maka sistematika penulisan hasil penelitian dalam skripsi ini disusun sebagai berikut :
    1.      Bagian muka, terdiri dari :
    Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman nota pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar dan daftar isi.
    2.      Bagian isi, terdiri dari :
    Pada bagian ini terdiri dari ;
    BAB I    : Bab ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah judul, rumusan masalah, rumusan hipotesis, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
    BAB II   : Teori Treffinger dan minat belajar
    Dalam bab ini diuraikan tentang :
    a.       Pembahasan tentang teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif yang meliputi : pengertian teori belajar kreatif Treffinger, bentuk-bentuk model teori Treffinger, manfaat penggunaan teori Treffinger dalam proses pembelajaran           di kelas.
    b.      Minat balajar siswa, yang meliputi pengertian minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, usaha-usaha yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat belajar dalam proses pembelajaran
    c.       Pengaruh implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam mengembangkan minat belajar siswa
    BAB III          :   Pengujian data lapangan
    Bab ini membahas tetang gambaran umum, tinjauan historis letak geografis MTs NU Khoiriyah, sarana dan prasarana, personalia organisasi sekolah, keadan guru dan karyawan.

    BAB IV :  Analisa
    Dalam bab ini membahas tentang analisis pengaruh implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus, yang meliputi : Analisa pendahuluan, analisa uji hipotesis, dan analisa lanjut.
    BAB V   : Bab ini berisi penutup, yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
    3.      Bagian Akhir
    Bagian akhir, terdiri dari : daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran – lampiran.

    DAFTAR PUSTAKA 

    Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989
    Al Qur’an Terjemahan, Departemen Agama RI, Jakarta Pelita III, 1982-1983. 
    Cesar M Mercado, Langkah-Langkah Penelitian Ilmu Sosial, Institut Komunikasi Masa Universitas Philipina
    Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1991
    Dr. Anna Craft, Me-Refresh Imajinasi Kreativitas Anak-Anak, Cerdas Pustaka, Jakarta, 2004.
    Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Mayarakat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991
    Masrukin, M.Pd, Statistik Inferensial, cet I, 2004, Kudus, Mitra Pres
    Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, CV Remaja Karya, 1987
    Prof. Dr. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
    Raymond J Wlodkowski, Judith, H Jaynes, Hasrat Untuk Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004
    Roychanah, Sri, Diktat Ilmu Jiwa, Kudus, Tanpa Penerbit,1997
    S Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jenmars, Bandung, 1986.
    S Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta
    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta
    Sumadi Suryabrata, Methodologi Penelitian, Rajawali, UGM
    Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987
    W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Hasta Bandung, 1986/
    Widodo, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta, Absolut, 2001




    [1] Dr. Anna Craft, Me-Refresh Imajinasi Kreativitas Anak-Anak, Cerdas Pustaka, Jakarta, 2004, hal. 93
    [2] Ibid, hal. 185
    [3] Prof. Dr. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal. 172
    [4]  Ibid, hal. 174
    [5] Al Qur’an Terjemahan, Departemen Agama RI, Jakarta Pelita III, 1982-1983, hal. 1097 
                    [6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal, 374
    [7] Prof. Dr. Utami Munandar, Op. Cit, hal. 172
                    [8] Ibid, hal. 173
                    [9] Ibid, hal. 174
                    [10] W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Hasta Bandung, 1986, hal. 473
                    [11] S Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jenmars, Bandung, 1986, hal. 39
    [12] Depdikbud, Op. Cit, hal. 473
    [13]  Widodo, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta, Absolut, 2001
                    [14]  Roychanah, Sri, Diktat Ilmu Jiwa, Kudus, Tanpa Penerbit,1997
                    [15]  Depdikbud, Op. Cit, hal. 747
                    [16]  Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989, hal. 88
                    [17]  W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit, hal. 955
    [18] Cesar M Mercado, Langkah-Langkah Penelitian Ilmu Sosial, Institut Komunikasi Masa Universitas Philipina, hal, 17
    [19] Sumadi Suryabrata, Methodologi Penelitian, Rajawali, UGM, hal. 69
    [20] S Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, hal. 40
    [21] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, hal. 62
    [22] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 115
    [23] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal. 170
    [24] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 120
    [25] Ibid, hal. 107
                    [26] Prof. Dr. Utami Munandar, Op. Cit, hal. 172
                    [27] Raymond J Wlod Kowski, Judith. H. Jaynes, Hasrat Untuk Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004 
    [28] Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Mayarakat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal. 129
    [29] Sutrisno Hadi, Op. Cit, hal. 136
    [30] Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, CV Remaja Karya, 1987, hal, 93
    [31] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 236
    [32] Koentjaraningrat, Op. Cit, hal. 32-33
    [33] Masrukin, M.Pd, Statistik Inferensial, cet I, 2004, Kudus, Mitra Pres, hal. 32
    [34]  Ibid, hal. 32
    [35] Ibid, hal. 69
    [36] Sutrisno Hadi, Statistik, YP Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal. 206
                    [37] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 256