A.
Latar Belakang Masalah
Mengajar merupakan sebuah profesi yang memerlukan dan
mencakup pengembangan kreativitas. Para guru mempunyai peran kritis dalam
membentuk visi pendidikan yang bisa
menghasilkan peserta didik yang benar-benar berhasil dalam pendidikan. Dalam
proses pembelajaran diperlukan adanya strategi yang bisa mengembangkan
kreativitas anak sehingga minat belajarnya bisa meningkat dan terarah.
Perkembangan kreativitas anak merupakan sebuah bagian
penting dari apa yang pendidik dan sistem pembelajaran lakukan. Claxton (1984 :
228) berkata “ Untuk menjadi kreatif
engkau harus berani berbeda “, apa yang jelas dari hal ini adalah bahwa
perkembangan keahlian kreatif dengan berani berbeda, harus berlangsung pada
tingkat ganda, baik dalam sisi kebijakan (guru maupun pemerintah) maupun sisi
praktis.
Untuk mengukur ranah kognitif para guru tidak banyak
menjumpai kendala. Aspek pengetahuan (rasio) diukur dengan berbagai tes baik
ulangan harian, ulangan blok maupun tes akhir semester. Ranah psikomotor
(kemampuan) dapat diketahui dari praktek pembelajaran bagi mata pelajaran yang
memerlukan praktek seperti olah raga, kesenian, agama. Guru dapat mengukur
ketrampilan siswa secara cermat melalui pengamatan dan hasil kerja dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan untuk mengukur ranah afektif (sikap)
kenyataannya guru banyak menemui kendala dalam praktek pembelajaran di kelas.
Ranah ini mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai. Pophan (1995) menjelaskan ranah afektif menentukan keberhasilan belajar
seseorang.
Orang yang tidak mempunyai minat pada pelajaran tertentu sulit yang mencapai
keberhasilan belajar secara optimal. Oleh karena itu seorang guru harus mampu
mengembangkan kreativitas anak untuk membangkitkan minat belajar siswa. Contoh
siswa memiliki minat belajar dan sikap positif pada pelajaran, mereka akan
merasa senang dan enjoy dalam mempelajari mata pelajaran.
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang hendak
ditingkatkan dalam kebanyakan program pembelajaran pada anak. Untuk itu perlu
ditumbuhkan iklim di dalam kelas yang menghargai dan memupuk kreativitas dalam
semua segi. Tidak cukup menyediakan waktu 30 menit sehari untuk kreativitas.
Hal ini tidak akan meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Mengembangkan
kemampuan ini. Model Treffinger untuk mengembangkan belajar kreatif merupakan
salah satu model yang menangani masalah kreativitas. Dengan melibatkan, baik
ketrampilan kognitif maupun afektif. Treffinger menunjukkan saling hubungan dan
ketergantungan antara keduanya dalam mengembangkan dan mendorong belajar
kreatif.
Model Treffinger untuk mengembangkan dan mendorong
belajar kreatif (Treffinger, 1986) menggambarkan susunan tugas tingkat yang
mulai dengan unsur – unsur dasar dan menanjak ke fungsi-fungsi berpikir kreatif
yang lebih majemuk. Model Treffinger terdiri dari langkah-langkah berikut :
Basic
tools, practise with procese, dan
working with real problem.
Tingkat I, meliputi keterampilan berpikir divergen. (Guilford, 1967, dikutip
Parke 1989) dan teknik-teknik kreatif. Keterampilan dan teknik-teknik ini
mengembangkan kelancaran dan keteraturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan
pemikiran kreatif kepada orang lain. Timgkat II, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam
situasi praktis. Tingkat III, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia
nyata.
Dalam teori Treffinger baik proses kognitif maupun
afektif dikembangkan, dengan rentangan dalam tingkat kompleksitas. Siswa yang
lebih cepat menguasai keterampilan tingkat I atau tingkat II dapat melanjutkan
ke kegiatan III.
Menerapkan apa yang telah mereka ketahui terhadap masalah atau keadaan baru yang
berbeda dalam hidup mereka. Dengan demikian siswa belajar keterampilan yang
beragam dan mampu menggunakannya jika diperlukan. Belajar kreatif merupakan
bagian dari semua subyek yang diajarkan di sekolah. Kemajuan dalam profesi
diperoleh melalui proses kreatif.
Salah satu implikasi dari minat belajar siswa adalah
membaca. Misalnya siswa yang gemar akan membaca, dia akan berusaha kreatif dan
lebih meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajari mata pelajaran. Akan
tetapi itu semua tidak terlepas dari peran seorang guru sebagai pengontrol dan
motivator. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi
:
اقرأباسم
ربك الذي خلق * خلق الانسان من علق * اقراءوربك الاكرم * الذي علم بالقلم * علم
الا نسان مالم يعلم (العلق :- ١ ٥)
Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan * Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah * bacalah dan
Tuhanmulah yang paling pemurah * yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam * Dia megajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa betapa
pentingnya membaca dan menulis. Kata “Iqra” bersambung dengan “ bismirabbikalladzii
khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan). Hal ini
memberikan petunjuk bahwa membaca atau belajar sebagai salah satu aktiviats
ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan. Yang dasarnya sebagai kreativitas
dari anak itu sendiri. Dalam pembelajaran di kelas, kreativitas dari anak harus
mampu membuat keterikatan atas diri mereka sendiri sehingga minat belajarnya
bisa lebih meningkatkan dan mendapatkan kombinasi-kombinasi baru.
B.
Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman judul yang penulis
ajukan, maka penulis merasa perlu menegaskan judul yang penulis ajukan.
1.
Implementasi
Diartikan sebagai pelaksanaan, penerapan.
Yang dimaksud disini adalah penerapan atau pelaksanaan teori Treffinger dimana
dalam proses pembelajaran, teori tersebut dilaksanakan oleh guru dan murid
untuk meningkatkan minat belajar siswa.
2.
Teori Treffinger
Teori Treffinger dalam upaya pengembangan belajar
kreatif merupakan salah satu dari model yang menangani masalah kreativitas
secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai
keterpaduan. Dengan melibatkan baik ketrampilan kognitif maupun afektif pada
setiap tingkat dari model ini. Treffinger menunjukkan saling berhubungan dan
ketergantungan antara keduanya dalam mengembangkan belajar kreatif.
Model Treffinger dalam mengembangkan dan mendorong
belajar kreatif (Treffinger,1986) menggambarkan susunan tiga tingkat yang mulai
dengan unsur-unsur dasar dan menanjak kefungsi-fungsi berpikir kreatif yang
lebih majemuk. Model Treffinger terdiri dari langkah –langkah berikut :
basic
tools, practise with prosese, dan
working with real problem.
Tingkat I meliputi ketrampilan berpikir divergen
(Guilford, 1967 dikutip Parke 1989) dan teknik-teknik kreatif. Ketrampilan dan
teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran dan keteraturan berpikir serta
kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif. Kepada orang lain. Tingkat II,
memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ketrampilan yang dipelajari
pada tingkat I dalam situasi praktis. Tingkat III, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menerapkan ketrampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama
terhadap tantangan dunia nyata.
3.
Pengembangan
Dari kata kembang yang berarti, mekar, terbentang
menjadi bertambah sempurna atau maju.
4.
Belajar
Menurut S Nasution dalam bukunya yang berjudul “
Didaktik Asas - Asas Mengajar”, kata belajar diartikan sebagai perubahan berkat
pengalaman dan latihan.
5.
Kreatif
Kemampuan untuk mencipta, menjadi maju
6.
Proses
Adalah tahapan – tahapan dalam suatu peristiwa
pembentukan dan sebagainya, jalannya (Widodo, 2001).
7.
Pembelajaran
Yaitu keseluruhan rangkaian aktivitas dalam belajar
mengajar (Roychanah, 1997).
8.
Pengaruh
Daya yang timbul dari sesuatu orang, benda, dan
sebagainya yang berkuasa, kekuatan ghoib, dan sebagainya.
9.
Minat Belajar
Minat adalah “ kecenderungan jiwa kearah sesuatu,
karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita “,
jadi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kecenderungan jiwa untuk
melakukan aktivitas belajar
10. Siswa
Kata siswa diartikan sebagai “ pelajar”,
dan yang dimaksud siswa disini adalah siswa yang belajar di MTs NU Khoiriyah
Bae Kudus tahun ajaran 2005/2006 yang menjadi sampel penelitian.
C.
Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas,
maka dapat dirumuskabn beberapa masalah, yang diajukan dalam penelitian adalah
:
1.
Bagaimana guru mengimplementasikan
teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran
di kelas ?
2.
Bagaimana minat belajar siswa MTs
NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005
/ 2006 ?
3.
Apakah ada pengaruh teori
Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di
kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005
/ 2006 ?
D.
Rumusan Hipotesa
Sebagai pedoman penelitian, maka diajukan hipotesis
yang merupakan arah dalam menentukan metode, jenis penelitian, metode
pengumpulan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan pengambilan
kesimpulan. Hipotesis itu sendiri adalah jawaban-jawaban yang teraktif terhadap
tujuan-tujuan studi,
atau jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara empiris.
Jadi hipotesa merupakan pernyataan yang bersifat sementara,
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah “ Ada hubungan
yang cukup signifikan antara implementasi teori Treffinger tentang pengembangan
belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas dengan minat belajar siswa,
dengan kata lain dengan adanya teori Treffinger tentang pengembangan belajar
kreatif dikelas maka dapat menumbuhkan dan mendorong minat belajar siswa MTs NU
Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006.
E.
Tujuan Penelitian
Dengan penelitian ini peneliti bertujuan untuk
mengetahui :
1.
Bagaimana guru mengimplementasikan
teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran
di kelas pada siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006
2.
Bagaimana minat belajar siswa MTs
NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006
3.
Sejauhmana pengaruh implementasi
teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran
di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran
2005 / 2006
F.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.
Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan arah
kepada guru mengenai pengembangan belajar kreatif oleh Treffinger dalam proses
pembelajaran di kelas sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan minat belajar
siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi peneliti bermanfaat
mengetahui teori Treffinger tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong untuk
belajar kreatif
b.
Bagi guru dapat mengetahui dan
menerapkan teori Treffinger dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk
menumbuhkan minat belajar siswa
c.
Bagi siswa dapat digunakan sebagai
motivasi untuk dapat lebih meningkatkan minat dalam belajar
G.
Metode Penelitian
Untuk mengadakan suatu penelitian yang valid dan
reliable, metode sangatlah penting dalam membantu memecahkan masalah yang
sedang diteliti, karena metode adalah suatu cara yang harus dilakukan dalam
menentukan populasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1.
Menentukan Subyek Penelitian
a.
Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian
yakni seluruh anak yang dimaksud untuk diselidiki.
Penulis jadikan populasi adalah seluruh siswa keals VII-VIII MTs NU Khoiriyah
Bae Kudus
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.
Hal ini juga sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menerangkan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Mengenai besarnya sampel, menurut Suharsimi Arikunto dalam mengambil sampel
apabila jumlah subyek penelitian kurang dari 100 (seratus) maka lebih baik
diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, tetapi jika
subyek lebih dari 100 (seratus) maka dapat diambil sampel antara 10 % - 15 %
atau 20 % - 25 % bahkan lebih.
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu yang akan menjadi
objek penelitian. Dalam penelitian, menentukan variabel adalah sangat penting
sebab dengan menentukan variabel tersebut masalah yang akan dikaji manjadi
lebih jelas. Dalam kerangka penjabaran masalah-masalah penulisan menggunakan
variabel sebagai berikut :
a. Variabel bebas atau variabel X
Yaitu
implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses
pembelajaran di kelas, dengan indikator :
1. Langkah Basic Tools
2. Langkah Practise With Procese
3.
Langkah Working With Real Problem.
b. Variabel terikat atau variabel Y
Yaitu
minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus dengan indikator :
1. Suka membaca
2. Memperhatikan dan mersepon proses pembelajaran di kelas
3. Memahami materi pelajaran
3.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah :
a.
Metode Interview
Menurut Koentjaraningrat : “ Wawancara atau interview
mencakup cara yang duigunakan oleh seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu,
mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu”.
Penggunaan metode interview ini dilakukan kepada
berbagai pihak yang dipilih sebagai sumber data.
b.
Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode pengamatan atau
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
Atau cara-cara menganalisis mengenai tingkah laku atau mengawasi individu atau
kelompok secara langsung.
c.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
surat kabar, majalah, buku, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya.
d.
Metode Angket
Dalam penelitian ini, angket yang berisi sejumlah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada subyek atau individu dan harus dijawab
oleh responden yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran
di kelas, dan minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus.
e.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode percobaan. Dasar dan
suatu eksperimen adalah perbandingan antara suatu kelompok atau kesatuan
eksperimen dengan suatu kelompok atau kesatuan kontrol. Kedua kelompok itu
harus mempunyai sifat-sifat yang sama dan perbedaannya terletak pada stimulus
berupa faktor yang pengaruhnya ingin diteliti. Stimulus ini diberikan kelompok
eksperimen, tetapi tidak pada kelompok kontrol.
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam
eksperimen ini adalah sebagai berikut :
1.
Memilih Kelas
Dalam hal ini penulis memilih kelas VII MTs NU
Khoiriyah Bae Kudus yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelas a, b,
c, dan d.
2.
Menetapkan siswa eksperimen dan
siswa kontrol, dalam hal ini penulis mengambil kelompok yang ada, maksudnya
adalah seluruh anggota dan kelas kontrol maupun kelas eksperimen diambil
sebagai sampel
3.
Bahan yang diberikan
Dalam eksperimen ini antara kelas a, b, c, dan d,
diberikan bahan yang sama dan diampu guru yang sama
4.
Pelaksanaan eksperimen
Dalam hal ini, mengajar hanya disampaikan oleh satu
guru sesuai dengan judul ini dan hanya diberikan pada kelas eksperimen. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah stimulus eksperimen dapat berjalan efektif.
4.
Metode Analisis Instrumen
1) Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data dalam sampel adalah
distribusi normal atau teknik perhitungan dengan menggunakan metode uji Chi
Kuadrat. Rumus uji Chi Kuadrat sebagai berikut :
Keterangan :
Oi = Frekuensi
pengamatan
Ei = Frekuensi yang
diharapkan
Jika x2 data Sx2 tabel dengan
taraf signifikan 5 % berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang
normal.
2) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
-
Uji Validitas Instrumen
Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel hasil penelitian yang valid,
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Sedang instrumen yang valid alat ukur
digunakan untuk mendapat data (mengukur) itu valid.
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu
instrumen yang berbentuk tes maupun non tes, instrumen yang valid harus
mempuyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal instrumen yang
berupa tes harus melalui :
1.
Pengujian validitas konstan (
Construct Validity)
2.
Pengujian validitas isi (
Content Validitas)
3.
Pengujian validitas eksternal
-
Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen reliabel berarti instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan :
1.
Test – retest
2.
Equivalent
3.
Penggabungan keduanya
4.
Internal consistency
Dengan rumus Spearman Brown
Keterangan :
ri : Reliabilitas
internal seluruh instrumen
rb : Korelasi product moment
antara belahan pertama dan kedua
3)
Uji Homogenitas Data
Jika pengujian terhadap penyebaran nilai yang
dianalisa penulisan akan menggeneralisasikan hasil terlebih dahulu yakin bahwa
kelompok-kelompok yang membentuk sampel yang besaral dari populasi yang sama.
Langkah – langkah dapat ditempuh sebagai berikut :
1.
Membuat tabel penolong untuk
mencari harga-harga yang perlu untuk uji variabel
2.
Harga – harga yang perlu dicari
adalah :
a.
Varian gabungan dan semua sampel :
b.
Harga satuan B dengan rumus :
B = (Log S2 ) Σ ( ni – 1)
c.
Chi Square (x2) = In 10
= 2,3026 merupakan bilangan asli tetap yang disebut logaritma asli dan bilangan
10
d.
Menghitung harga Chi Square dengan
rumus :
Y
2 = (In 10)
4) Uji Linieritas Varians
Uji linieritas yakni pengujian data dalam analisis
statistik inferensial untuk mengetahui apakah suatu penelitian menggunakan
statistik parametris atau statistik non parametris.
Dalam uji linieritas data ini melalui langkah-langkah : 1) Membuat tabel kerja
2) Mencari nilai koefisien korelasi product moment 3) Mencari nilai Freg (nilai
F garis regresi) dengan rumus :
Keteragngan
: F reg =
Harga F garis regresi
N = Jumlah kasus
M = Jumlah predictor
R = Koefisien korelasi
5) Uji Linieritas Data
Pada dasarnya uji
linieritas ini merupakan pengkajian terhadap rumusan hipotesis rully (Ho)
seperti :
Ho = Koefisien arah regresi tidak berarti melawan
koefisien regresi
Hi =
Regresi linier melawan regresi tidak linier.
Untuk
menemukan apakah masing-masing variabel bebas sebagai predictor mempunyai
hubungan linieritas atau tidak dengan variabel terikat, uji Chi sebagai syarat
untuk menentukan model analisis regresi linier pada taraf signifikan 5 % dengan
db = 1 lawan N-K-1 dengan rumus :
5.
Metode Analisis Data
a)
Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang
dicantunkan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data
angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi.
Di dalam analisis penelitian ini merupakan tahap
pengelompokan hasil penelitian mengenai implementasi teori treffinger tentang
pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas pengaruhnya
terhadap minat belajar siswa MTs Khoiriyah Bae Kudus. Untuk menganalisis data
peelitian ini, digunakan teknik analisis statistik yang menghitung nilai
kualitas dan kuantitas dengan cara memberikan penilaian berdasarkan atas
jawaban angket yang telah di dasarkan kepada responden, dimana masing-masing
item diberikan alternatif jawaban, dan diberi skor sebagai berikut :
Jawaban a diberi skor 4
Jawaban b diberi skor 3
Jawaban c diberi skor 2
Jawaban d diberi skor 1
Hasil dan tahap ini dimasukkan dalam distribusi untuk
memperoleh gambaran yang dikaji.
b)
Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini dilakukan untuk menguji distribusi
frekuensi yang telah disusun dalam analisis pendahuluan, yaitu menggunakan
rumus sebagai berikut :
Y1 = a + bx
Keterangan :
y1 = Subyek dalam variabel dependen
a = Harga y bila y = 0 (
harga konstan )
b =
Harga arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun
pada variabel independen. Bila ( + ) maka naik, bila ( - ) maka terjadi
penurunan
x = Subyek pada variabel
independen yang mempunyai nilai tertentu.
Kemudian ada
tidaknya pengaruh dapat diteruskan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
rxy =
Koefisien korelasi Product Moment antara variabel x dan y
x = Variabel
y = Variabel
N = Jumlah sampel (
objek yang diteliti )
c)
Analisis Lanjut
Analisis lanjut ini merupakan data lebih lanjut dari
hasil – hasil nilai kualitatif analisis sebelumnya, yakni membandingkan
besarnya “ r “ Observasi (r0) dengan “ r “ tabel (r tabel)
dengan taraf signifikan 1 % dan 5 % jika “ r0 “ sama dengan atau lebih besar dari “ r tabel
“ maka hasilnya signifikan yakni hipotesis alternatif (H0)
dapat diterima kebenarannya. Dan apabila hasilnya lebih kecil maka hipotesis di
tolak, sehingga interpretasinya adalah ada pengaruh yang sedang / cukup
signifikan di MTs NU Khoiriyah
Bae Kudus.
H.
Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam
membaca skripsi ini, maka sistematika penulisan hasil penelitian dalam skripsi
ini disusun sebagai berikut :
1.
Bagian muka, terdiri dari :
Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman nota pengesahan skripsi,
halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar dan daftar isi.
2.
Bagian isi, terdiri dari :
Pada bagian ini terdiri dari ;
BAB I : Bab ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
penegasan istilah judul, rumusan masalah, rumusan hipotesis, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan
skripsi.
BAB II : Teori
Treffinger dan minat belajar
Dalam bab ini diuraikan tentang :
a.
Pembahasan tentang teori
Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif yang meliputi : pengertian
teori belajar kreatif Treffinger, bentuk-bentuk model teori Treffinger, manfaat
penggunaan teori Treffinger dalam proses pembelajaran di kelas.
b.
Minat balajar siswa, yang meliputi
pengertian minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, usaha-usaha
yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat belajar dalam proses pembelajaran
c.
Pengaruh implementasi teori Treffinger
tentang pengembangan belajar kreatif dalam mengembangkan minat belajar siswa
BAB III : Pengujian data lapangan
Bab ini membahas tetang gambaran umum, tinjauan historis letak geografis
MTs NU Khoiriyah, sarana dan prasarana, personalia organisasi sekolah, keadan
guru dan karyawan.
BAB IV : Analisa
Dalam bab ini membahas tentang analisis pengaruh implementasi teori
Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di
kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus, yang meliputi :
Analisa pendahuluan, analisa uji hipotesis, dan analisa lanjut.
BAB V : Bab ini berisi penutup, yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan
kata penutup.
3.
Bagian Akhir
Bagian akhir, terdiri dari : daftar riwayat pendidikan penulis dan
lampiran – lampiran.
DAFTAR PUSTAKA