© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDEKATAN PSIKOANALISIS

BIMBINGAN KONSELING

A.      Teori Kepribadian
Peletak dasar teori psikoanalisis adalah Sigmund Shlomo Freud, seorang ahli saraf, yang menaruh perhatian pada ketidak sadaran. Kepribadian manusia terbesar berada pada dunia ketidak sadaran dan merupakan sumber energi perilaku manusia yang sangat penting. Letak keunggulan psikologi analisis dalam konseling menurut Freud adalah sangat efektif untuk menyembuhkan klien/pasien yang histeria, cemas, obsesi neurosis, dalam membantu menyembuhkan masalah-masalah mental freud menggunakan prosedur yang inovatif yang dinamakan psikoanalisis. Penggunaan psikoanalisis memerlukan interaksi verbal yang cukup lama dengan pasien untuk menggali pribadinya yang lebih dalam. Namun demikian kasus-kasus sehari-hari dapat juga digunakan pendekatan psikoanalisis ini untuk mengatasinya.
Freud mengembangkan sejumlah teori kepribadian. Teori kepribadian yang dikemukakan Freud diantaranya: teori topografistructuralgenetic, dan dinamika. Keempat macam teori tersebut memilki relevansi dengan proses konseling psikoanalisis, sehingga dipandang perlu untuk dijelaskan secara garis besarnya sebagai berikut.

1.    Topografi Kepribadian
Bagi Freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu alam sadar (conscious/Cs), alam prasadar (preconscious/Pcs) dan alam bawah sadar (unconscious/Ucs).
Alam bawah sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam prasadar adalah bagian kesadaran yang menyimpan ide , ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali. Alam bawah sadar ialah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalamnya.


2.    Struktur Kepribadian
Menurut pandangan Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen utama yaitu, id, ego dan super ego.
·      Id merupakan aspek biologis yang mempunyai energi yang dapat mengaktifkan ego dan super ego. Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupakan sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll) Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera, dan id orientasinya bersifat fantasi (maya). Untuk memperoleh kesengan id menempuh dua cara yaitu melalui reflex dan proses primer, proses primer yaitu dalam mengurangi ketegangan dengan berkhayal.
·      Ego merupakan bagian subsistem kepribadian yang tidak diperoleh saat lahir, tetapi dipelajari sepanjang berinteraksi dengan lingkungannya. Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani antara id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
·      Superego merupakana lawan dari id, yaitu subsistem kepribadian yang dikembangkan dari kebudayaan dan nilai-nilai sosial, bukan dari faktor biologis. Superego terbentuk karena berinteraksi dengan orang tua dan masyarakat. Karena itu subsistem superego ini berisi kode moral yang selalu menentang kehendak id. Jadi superego merupakan kata hati seseorang dan karena itu merupakan control dalam (internal control) individuasa. Sedangkan super ego selalu berada pada alam sadar dan dapat pula berada pada alam prasadar.

3.    Perkembangan Kepribadian
Secara genetis ada lima tahap perkembangan kepribadian yaitu fase oral, anal, falik, laten dan genital. Fase oral, terjadi sejak lahir hingga akhir tahun pertama. Pada fase ini anak berkembang berdasarkan pengalaman kenikmatan erotic pada daerah mulut, kepuasan anak melalui tindakan mengisap akan memperngaruhi kehidupan di masa dewasanya. Fase anal, terjadi mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Perkembangan pada fase ini berpusat pada kenikmatan pada daerah anus. Fase falik berkembang mulai usia empat hingga lima tahun. Pusat kenikmatan terletak pada alat kelamin, yaitu penis pada anak laki-laki dan klitoris pada anak perempuan. Fase Laten, periode ini terjadi  antara lima atau enam tahun hingga pubertas, pada fese ini terjadi perhentian perkembangan. Sepanjang masa ini anak menjalankan tugas belajar.

4.    Dinamika kepribadian
Pada prinsipnya manusia memiliki insting untuk mempertahankan dirinya. Freud mengatakan banyak bentuk mekanisme pertahanan ini. Bentuk-bentuk mekanisme tersebut adalah sebagai berikut:
·       Distorsi, melakukan penyangkalan terhadap kenyataan hidupnya
·       Regresi, menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri
·       Regresi, memunculkan perilaku yang tidak matang
·       Rasionalisasi, membuat-buat alasan yang masuk akal guna membenarkan tingkah lakunya
·       Sublimasi, mengganti dorongan-dorongan yang tidak diterima secara sosial menjadi diterima secara sosial
·       Salah sasaran, merupakan menggantikan perasaan bermusuhan dari sumber aslinya ke objek lain
·       Identifikasi, menambah rasa harga diri dengan menyamakan dirinya dengan orang lain yang mempunyai nama
·       Kompensasi, menutupi kelemahan dengan jalan memuaskan atau menunjukkan sifat tertentu secara berlebihan.

B.       Hakikat manusia
Prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia berangkat dari teori yang telah dikembangkang oleh freud didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut :
1.    Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
2.    Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan tidak merupakan proses mental yang berciri biasa.
3.    Pendekatan ini didasari oleh teori Freud, bahwa kepribadian seseorang mempunyai tiga unsur, yaitu id, ego, dan superego.

C.       Perilaku Bermasalah.
Dalam psikoanalisis klasik ada dua factor yang menyebabkan perilaku abnormal, yaitu :
·      pertama, dinamika yang tidak efektif antara id, superego, dan ego, ditandai dengan ketidak mampuan ego mengendalikan keinginan-keinginan dan tuntutan moral.
·      kedua, diperoleh melalui proses belajar sejak kecil, bahwa sepanjang hidup individu pada dasarnya terjadi proses dinamika id, ego, dan superego.
Dalam proses pendistribusian energi terjadi persaingan antara ketiga komponen kepribadian, maka suasana konflik diantara ketiganya tidak dapat dielakan lagi. Disamping itu ada kemungkinan, ego mendapat tekanan yang begitu kuat, baik dari id maupun superego.
·       Konflik           
Freud berasumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus menerus. Konflik (peperangan) antara id, ego, superego adalah hal yang biasa (rutin). Freud menyakini bahwa konflik-konflik itu bersumber kepada dorongan-dorongan seks dan agresif. Konflik sering terjadi secara tidak disadari. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut dapat melahirkan kecemasan (anxiety). Kecemasan ini dapat dilacak dari kekhawatiran ego akan dorongan id yang tidak dapat di kontrol, sehingga melahirkan suasana yang mencekam/mengerikan. Setiap orang berusaha untuk membebaskan diri dari kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan mekanisme pertahanan ego.

·       Kecemasan
Kecemasan mempunyai peranan sentral dalam teori psikoanalisis, kecemasan digunakan oleh ego sebagai  isyarat adanya bahaya yang mengancam. Perasaan terjepit dan terancam disebut kecemasan (anxiety). Perasaan ini berfungsi sebagai ego bahwa ketika dia bertahan sambil tetap mempertimbangkan kelangsungan hidup organism, dia sebenarnya sedang berada dalam bahaya.

D.      Tujuan Konseling
Tujuan konseling psikoanalisis adalah untuk membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal-hal yang tidak di sadari menjadi sadar kembali. Proses konseling dititikberatkan pada usaha konselor agar klien menghayati, memahami dan mengenal pengalaman-pengalaman masa kecilnya terutama atanta umur 2-5 tahun. Pengalaman-pengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis dan ditafsirkan dengan tujuan agar klien dapat rkonstruksi kembali. Jadi penekanan konseling pada aspek afektif sebagai pokok pangkal munculnya ketidaksadaran manusia.

E.       Tahapan Konseling
Arlow salah seorang penganut psikoanalisis mengemukakan bahwa konseling dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu:
Pertama tahap pembukaan, terjadi pada permulaan interview hingga masalah klien ditetapkan. Pada tahapan ini terdapat dua bagian yaitu:
·       Adanya kesepakatan tentang struktur situasi analisis yang menyangkut tanggungjawab konselor dam klien
·        Klien menyimpulkan posisinya sementara konselor mempelajari dan memahami konflik-konflik ketidak sadaran yang dialami klien
Kedua pengembangan transferensi, merupakan inti dalam psikoanalisis. Pada fase ini klien mulai ditunjukkan pada konselor, yang dianggap sebagai orang yang telah menguasainya dimasalalunya.
Ketiga bekerja melalui transferensi maksudnya mendalami pemecahan dan pengertian klien sebagia orang yang terus melakukan transferensi. Transferensi terus berlangsung dan konselor berusaha memahami tentang dinamika kepribadian klien.
Keempat resolusi transferensi memecahkan neurotik klien yang ditunjukkan kepada konselor sepanjang hubungan konseling. Konselor juga mulai mengembangkan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian pada klien dan menghindari adanya ketergantungan klien kepada konselornya.

F.        Peran Konselor
Tidak sebagaimana kegiatan konseling yang lain seperti konseling berpusat pada klien dari Rogers, maka konseling psikoanalisis mempunyai ciri yang unik dalam proses konselornya. Yaitu konselor bersikap anonym, artinya konselor berusaha tak di kenal klien, dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya. Tujuannya adalah agar klien dengan mudah memantulkan perasaan kepada konselor. Pemantulan itu merupakan prooyeksi klien yang menjadi bahan analisis bagi klien.
Tehnik Spesifik
·       Asosiasi bebas, yaitu mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien diminta mengutarakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien mengungkapkan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut juga katarsis.
·       Analisis mimpi, klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi adalah karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan. Menurut Freud, mimpi ini ditafsirkan sebagai jalan raya mengekspresikan keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari.
·       Interpretasi, yaitu mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang dikatakan klien, baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resitensi dan transferensi.
·       Analisis resistensi; resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi
·       Analisis transferensi. Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu. Dalam hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor. Biasanya klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber: Latipun, Psikologi Konseling, Edisi 3, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2010

Tiada ulasan:

Catat Ulasan