© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

Manajemen Pendidikan (Organizing)

Organizing
1. Struktur Organisasi pada sekolah MTs-MA
Pengembangan sekolah menengah yang bermutu merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka menyukseskan pembangunan serta menghadapi era pasar bebas pada 2020. Agar dapat dihasilkan lulusan yang bermutu sebagai produk dari proses pendidikan yang bermutu, dibutuhkan pengendalian mutu yang efisien dan efektif.
Untuk kelancaran pelaksanaan pengendalian mutu, diperlukan struktur organisasi sekolah yang jelas agar alur perintah, kerja sama, pengawasan, pelaporan, dan pembinaan terlaksana dengan lancar. Contoh struktur organisasi dapat dilihat pada bagan sebagai berikut.[1]

Komponen-komponen organisasi dapat berjalan dengan efektif jika memiliki langkah-langkah yang telah terprogam dan terencana. Langkah-langkah tersebut yaitu:
a.  Pertama,organisasi harus memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas.
b.  Kedua, organisasi harus dipimpin oleh seorang yang memiliki visi, capability, loby dan morality.
c.  Ketiga, organisasi harus memiliki sumber dana yang cukup.
d.  Keempat, organisasi harus mampu membaca peluang.
e.  Kelima, organisasi harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
f.  Keenam, organisasi harus mendapatkan legitimasi dari masyarakat.[2]
Salah satu tuntutan adanya desentralisasi adalah koordinasi, baik koordinasi vertikal maupun horisontal. Koordinasi vertikal mengandung unsur: rantai komando, rentang pengawasan, dan delegasi. Sedangkan koordinasi horisontal yaitu proses pengintegrasian pada tingkat yang sama.[3]
a. Kepala Sekolah/Madrasah
Kepala sekolah/madrasah dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin. Ia mempunyai dua jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan disekolah. Kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakan para bawahan ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[4]
Menurut Wexley dan Yuki, kepemimpinan efektif merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi. Tiga aspek kepemimpinan dalam orgasisasi adalah :
a)  Sifat-sifat pemimpin.
b)  Perilaku kepemimpinan.
c)  Kekuasaan serta pengaruh pemimpin.[5]
b. Tenaga kependidikan
Guru merupakan tumpuan utama bagi keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu profesionalisme guru. Sebagai pendidik guru diharuskan menguasai teknik-teknik mengajar maupun materi-materi yang akan diajarkannya.
Untuk mengetahui standar mutu pendidikan di antara kepala sekolah dan tenaga kependidikan diharuskan memiliki standar kompetensi, yaitu:
1) Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah
Standar Kompetensi terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik dan mental, serta pendidikan dalam jabatan. Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.[6]


[1] Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, PT. Refika Aditama, Jakarta, 2006, hlm. 48
[2] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Prenada Media, Jakarta, 2003, hlm. 274
[3] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 74
[4] Http, Manajemen-Peningkatan-Mutu-Berbasis-Sekolah_Madrasah-(MPMBS_M-akusuhendar.wordpress.com
[5] Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, CV. Sagung Seto, Jakarta, 2007, hlm. 76
[6] Ibid,

Tiada ulasan:

Catat Ulasan