© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

METODE BERPIKIR ILMIAH


  1. Makna Metode Berfikir Ilmiah
Secara Etimologis metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus ditempuh. Jadi metode berarti langkah-langkah (cara dan tekhnis) yang diambil menurut urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan tertentu. Jadi, metode berfikir ilmiah adalah prosedur, cara dan tekhnik memperoleh pengetahuan, serta untuk membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebab fakta menunjukkan bahwa tidak semua ilmu pengetahuan yang ada dan yang dipakai manusia didapatkan tidak melalui metode atau pendekatan ilmiah. Metode Ilmiah ini adalah sebuah prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu.
Metode ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan teratur. Kondisi alam yang diduga para filosof karena adanya asas tunggal dari alam (natural law). Filosof yakin, bahwa natural law telah menjadi salah satu sebab adanya ketertiban alam. Ketertiban akan diangkat dan harus diletakkan sebagai objek ukuran dalam menentukan kebenaran. Corak-corak metodis yang sandarannya pada kondisi alam, yang dinamik dan teratur, harus diakui telah meneyebabkan lahirnya ilmu pengetahuan dengan sifat dan kecendrungan yang positivistic. Ilmu selalu berkembang dalam ukuran-ukuran yang konkrit dengan model dan pendekatan serta eksperimen dan observasi.
Dalam perkembangan selanjutnya model dan cara berfikir demikian telah memperoleh gugatan. Karena, tidak semua ilmu dapat didekati dengan model yang sama.Dengan ditemukannya metode berfikir ilmiah, secara langsung telah menyebabkan terdinya kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Manusia bukan saja hidup dalam ritmis modernisasi yang serba mudah dan menjanjkan. Lebih dari itu semua, manusia dapat menggapai sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin. Manusia tidak lagi berpangku tangan, terhadap apa yang menjadi kehendak alam.
  1. Nilai Guna Metode Berpikir Ilmiah
Metode berfikir  ilmiah memiliki peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi kehidupan manusia. Dengan menggunakan metode berfikir ilmiah, manusia terus mengembangkan pengetahuannya.
Ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan:
1.    Berpegang pada sesuartu yang telah ada (metode keteguhan)
2.    Merujuk kepada pendapat ahli
3.    Berpegang pada intuisi (metode intuisi)
4.    Menggunakan metode ilmiah

Dari ke empat itulah, manusia memperoleh pengetahuannya sebagai pelekat dasar kemajuan manusia. Namun cara yang ke empat ini, sering disebut sebagai cara ilmuan dalam memperoleh ilmu. Dalam praktiknya, metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu, melalui cara kerja penelitian.
Cara kerja ilmuan dengan penelitian ilmiah, muncul sebagai reaksi dari tantangan yang dihadapi manusia. Pemecahan masalah melalui metode  ilmiah tidak akan pernah berpaling. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memecahkan setiap masalah yang di hadapinya.
Ilmuan biasanya bekerja dengan cara kerja sistematis, berlogika dan menghindari diri dari pertimbangan subjektif. Rasa tidak puas terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang awam, mendorong kelahiran filsafat. Filsafat menyelidik ulang semua pengetahuan manusia untuk mendapat pengetahuan yang hakiki.
  1. Prosedur Berpikir Ilmiah
Prosedur berfikir ilimiah modern, masih selalu tetap menggunakan kaidah keilmuan barat yang hanya melandaskan fikirannya pada penalaran rasional dan empiris. Metode ilmiah adalah ekspresi tentang cara berfikir menurut kaidah ilmiah. Melalui metode ini, diharapakan dapat menghasilkan karakteristik tertentu yang diminta pengetahuan ilmiah. Karakteristik yang dimaksud bersifat rasional (deduktif) dan teruji secara empiris. Metode ilmiah dengan demikian adalah pengggabungan antaracara berfikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuan.
Dalam metode ilmiah, penelitian dituntun dalam proses berpikir yang menggunakan analisa. Karena itu Hipotesis juga diperlukan. Hipotesa berguna untuk memandu jaan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai atau ingin dibuktikan, sehingga hasil yang  hendak diperoleh akan mencapai sasaran dengan tepat.
Hipotesis adalah suatu keterangan yang bersifat sementara untuk keperluan pengujian yang diduga mungkin benar mungkin juga salah.
Ilmuan mempunyai falsafah yang sama, yaitu dalam penggunaan cara menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah selalu digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Penggunaan metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat memudahkan ilmuan dan pengguna hasil keilmuannya dapat memudahkan melakukan penelusuran.
Dalam ilmu pengetahuan ilmiah, “tidak ada” kebenaran yang sekedar berada di awang-awang meskipun atas nama logika. Setiap kebenaran ilmiah, senantiasa diperkuat bukti-bukti empirik dan indrawi, bahkan sesuatu kebenaran tersebut telah teruji. Kebenaran ilmiah yang meskipun dikuasai oleh relativitasnya, selalu berpatokan kepada beberapa hal mendasar, yaitu:
1.    Adanya teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta aktual.
2.    Adanya data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen tertentu.
3.    Adanya pengelompokkan fakta dan data yang signifikan.
4.    Adanya uji validitas.
5.    Adanya penarikan kesimpulan yang operasional
6.    Adanya fungsi timbal balik antara teori dan realitas.
7.    Adanya pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji.
8.    Adanya pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Ciri-ciri tersebut merupakan “citra” ilmu pengetahuan dan metode ilmah. Oleh karena itu, menurut Juhaya S. Pradja (1997), metode ilmiah dimulai dengan pengamatan-pengamatan, kemudian memperkuat diri dengan pengalaman dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian yang akurat.
  1. Sikap dan Aktivitas Ilmiah
Sikap Ilmiah
Sikap  ilmiah merupakan bagian penting dari prosedur berfikir ilmiah. Sikap ilmiah memiliki 6 karakteristik, yaitu:
1)    Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu yang menjadi pemicu munculnya pertanyaan serta dilakukannya penyelidikan, pemeriksaan, penjelajahan dan percobaaan dalam rangka mencapaipemahaman.
2)    Spekulatif
Spekulatif ini adalah sikap ilmiah yang diperlakukan untuk mengajukan hipotesis-hipotesis (tentu bersifat dedukatif) untuk mencari solusi terhadap permasalahan.
3)     Objektifitif
Objektifitif ini dimaknai dengan sikap yang selalu sedia untuk mengakui subjektivitas terhadap apa yang dianggapnya benar.
4)    Keterbukaan
Sikap terbuka adalah kesediaan untuk mempertimbangkan semua masukan yang relevan.
5)    Kesediaan untuk menunda penilaian.
Kesediaan untuk  menunda penilaian, artinya tidak memaksakan diri untuk memperoleh jawaban, jika peneyelidikan belum memperoleh bukti yang diperlukan.
6)    Tentatif
Bersikap tentatif artinya tidak bersikap dogmatis terhadap hipotesis maupun simpulan.
Aktivitas Ilmiah
Aktivitas Ilmiah merupakan sebuah pekerjaan yang terus-menerus melakukan research ilmiah untuk mencapai kebenaran. Para ilmuan sering melakukan aktivitas ilmiah ini, secara terus menerus untuk mencapai pada apa yang disebutnya benar.
Menurut Walter R Borg and Meredith D Gall, menyebutkan ada 7 langkah yang ditempuh seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya. 7 langkah tersebut diantaranya:
  1. Recognition of the problem (menyusun sesuatu yang disebut sebagai masalah)
  2. Definition of the problem in clear, specific Terms (melakukan perumusan masalah, atau mendefenisikan masaah ke bentuk yang operasional)
  3. Development of hypotheses (menyusun hipotesi/dugaan sementara)
  4. Development of tecnuques and Measuring instrument that will provide objective date partinent to the hypotheses ( menetapkam teknik dan menyusun instrumen penelitian)
  5. Collection of Date (mengumpulkan data yang di perlukan)
  6. Analysis of Date ( melakukan analisis terhadap data yang terkumpul )
  7. Drawing conclusiones Relative to the hypotheses Base Upon the Date ( menggambarkan kesimpulan dari masalah yang diangkat dengan metode yang digunakan)
Dalam melakukan research, para ilmuwan mempunyai dua aspek, kedua aspek itu adalah:
a)    Aspek Individual
Aspek ini mengacu pada ilmu sebagai aktivitas ilmuwan. Seorang telah dianggap menjadi ilmuwan karena ia telah melewati pengalaman, pelatihan dan kesempatan dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan diri yang mengkondisikan caranya melakukan riset ilmiah dan menjadi spesialis ilmiah.
b)    Aspek sosial
Aspek ini mengacu pada ilmu sebagai aktivitas suatu komunitas ilmiah dan kumpulan para ilmuwan. Komunitas ini berinteraksi dengan instuisi-instuisi lain dalam masyarakat.

                                      DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sumarna Cecep, 2006. Filsafat Ilmu. Bandung: Pustaka bani Quraisy.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan