© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

PERAN SUPERVISOR dalam SUPERVISI PENDIDIKAN

(SUPERVISI  PENDIDIKAN)

I.  PENDAHULUAN
Pada makalah sebelumnya yang membahas mengenai pengertian, tujuan, sasaran, dan teknik supervisi yang telah didedah dengan begitu rinci dan sistematis, mudah kita menduga bahwa orang yang berperan sebagai supervisor (orang yang melaksanakan supervisi) adalah pemimpin pendidikan, mungkin dia kepala sekolah, atau para pejabat yang berwenang melakukan tugas-tugas supervisi.[1]
Sedang pandangan guru terhadap supervisi yang cenderung negatif mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap dirinya lebih dari guru karena jabatannya. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa diri mereka  telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.
Karena itu seorang supervisor diharapkan memiliki peranan yang mampu merubah image negatitif seorang guru. Sehingga tercipta sebuah pelayananan supervisi yang nyaman dan tidak memiliki kesan korektif.
II.  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana peran dan tugas supervisor dalam sebuah sitem pendidikan?
2.    Bagaimana seharusnya sikap dan kemampuan yang dimiliki supervisor sehingga menciptakan situasi  dalam supervisi  yang comfortable?

III.  PEMBAHASAN
1.  Peran Supervisor dalam Sistem Pendidikan
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama pendidikan di sekolah, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh sebab itu seorang supervisor dalam memberikan layanan supervisi yang merupakan suatu proses yang dirancangnya secara khusus untuk membantu para guru dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, diharapkan dapat membuat layanan secara efektif dan efisien sehingga menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Maka peranan supervisor sesuai dengan fungsinya adalah memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikut sertakan (shearing)[2]. Selain itu peranan seorang supervisor adalah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab.
Disamping sebagai seorang supervisor dengan berbagai fungsinya, supervisor juga dapat berperan sebagai :[3]
1.    Koordinator.
Sebagai koordinator, ia dapat mengkoordinasikan program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf, dan berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru. Seperti : mengkoordinasi tugas mengajar  satu mata pelajaran yang dibina oleh lebih dari 1 guru. Dalam mengkoordinasikan program belajar mengajar, tugas-tugas  anggota staf, berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru,  seorang supervisor dapat menyusun rencana bersama, dengan mengikut sertakan anggota kelompok (guru, murid, dan karyawan) dalam berbagai kegiatan, serta memberi bantuan kepada anggota kelompok dalam  menghadapi dan memecahkan persoalan dan lain-lain.
2.    Konsultan
Sebagai konsultan, ia dapat memberikan bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru, baik secara individu maupun secara kelompok. Misalnya: kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam setiap tatap muka dikelas. Dalam memberikan bantuan, bersama dengan mengkonsultasikan masalah yang dialami guru, baik secara individu maupun secara kelompok, yaitu dengan memanfaatkan kesalahan yang pernah dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya. Mengarahkan anggota kelompok pada sikap dan demokratis, serta membantu mengatasi  kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok.
3.    Pemimpin Kelompok
Sebagai seorang pemimpin kelompok, ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok saat menyusun dan mengembangkan kurikulum. Materi pelajaran dan kebutuhan professional guru-guru secara bersama. Dalam memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensinya pada saat menyusun dan mengembangkan kurikulum, materi pelajaran, dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama, maka seorang supervisor hendaknya mengenal masing–masing pribadi anggota staf guru, baik kelemahan maupun kelebihannya, menimbulkan, dan memelihara sikap percaya antar sesama anggota maupun antar anggota dengan yang lainnya, memupuk sikap, dan kesediaan saling tolong menolong, serta memperbesar rasa tanggung jawab para anggota.
4.    Evaluator
Sebagai evaluator, ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang dikembangkan. Misalnya: diakhir semester, ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya. Pelaksanaan proses evaluasi seharusnya mengikutkan sertakan guru, dengan begitu para guru akan lebih menyadari kelemahannya, sehingga ia berusaha meningkatkan kemampuannya tanpa suatu paksaan dan tekanan dari orang lain.
Selain itu ia juga dibantu dalam merefleksikan dirinya sendiri, yaitu dengan konsep dirinya (self concept), idea/cita-citanya (self idea), realitas dirinya (self reality). Misalnya pada akhir semester ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari siswa yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya.[4]
Dalam peranannya sebagai supervisor mempunyai tugas utama meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran. Selain itu terdapat tugas-tugas yang lain yaitu: [5]
a)    Mengembangkan kurikulum
b)    Pengorganisasian pengajaran
c)    Pengadaan staf
d)    Penyediaan fasilitas
e)    Penyediaan bahan pengeajaran
f)     Penyusunan penataran pendidikan
g)    Pemberian orientasi anggota staf
h)    Pelayanan murid
i)     Hubungan masyarakat
j)     Penilaian pengajaran
2.  Kriteria Supervisor dalam Supervisi Pendidikan
Untuk mendukung peran-peran supervisor sehingga menjadi seorang supervisor yang baik maka ia harus mengetahui karakteristik supervisor ideal, yaitu:[6]
1.    Integritas. Supervisor haruslah berintegritas, artinya melaksanakan apa yang diucapkannya dan menjadi teladan atauwalk the talktidak “asbun”
2.    Koperatif. Supervisor harus bisa bekerja sama dengan bawahan, sesama supervisor, dan atau manajernya.
3.    Kompeten, Supervisor haruslah orang yang kompeten di bidangnya.
4.    Komunikatif. Sebagai seorang supervisor yang pasti berhubungan dengan orang lain, seorang supervisor harus memiliki kemamuan komunikasi yang baik sehingga perkataannya mudah diterima oleh orang lain dan dapat dilaksanakan.
Disamping seorang supervisor harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi, ia juga diharuskan memiliki kompetensi lain, di antaranya yaitu:
a.    Kompetensi Kepribadian
1.    Menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengawas satuan pendidikan yang professional
2.    Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas profesinya
3.    Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang profesinya.
b.    Kompetensi Manajerial
1.    Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2.    Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program sekolah-sekolah binaannya.
3.    Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
4.    Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).
5.    Membina kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi satuan pendidikan meliputi administrasi kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, keuangan,lingkungan sekolah dan peran serta masyarakat.
6.    Membantu kepala sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu pendidikan di sekolah.
7.    Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya.
8.    Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
9.    Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaannnya dan menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan program pengawasan berikutnya.
10. Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
11. Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan kepala sekolah.
12. Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada sekolah-sekolah binaannya.
c.    Kompetensi Sosial
1.    Menyadari akan pentingnya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri dan profesinya.
2.    Menangani berbagai kasus yang terjadi di sekolah atau di masyarakat .
3.    Aktif dalam kegiatan organisasi atau lembaga.
IV.  KESIMPULAN
1.    Peranan seorang supervisor ialah membantu, memberi support, dan mengikut sertakan guru, tidak hanya terus-menerus mengarahkan  sehingga  menjadikannya otoriter.
2.    Untuk menjadi supervisor yang dapat meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan kinerja guru sebagai fungsional pendidikan maka diperlukan profesionalisme seorang supervisor yang meliputi berbagai aspek.
V.  PENUTUP
Demikian sedikit pembahasan pada karya makalah yang telah kami susun dengan sebaik mungkin. Namun sebagai pemakalah kami tahu bahwa dalam penyusunan karya kami terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu dari pembaca yang budiman kami harapkan kritik maupun saran, sehingga pemakalah dapat mengintrospeksi atas karya ini.
Terima kasih dan semoga bermanfaat bagi kita semua.




DAFTAR PUSTAKA

 B. Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2004
 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2008
 Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta, 2009
 Kisbiyanto, Supervisi Pendidikan, STAIN Kudus, Kudus, 2008

Tiada ulasan:

Catat Ulasan