© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

IMPLEMENTASI TEORI TREFFINGER TENTANG PENGEMBANGAN BELAJAR KREATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MTs NU KHOIRIYAH BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2005 / 2006


A.    Latar Belakang Masalah

Mengajar merupakan sebuah profesi yang memerlukan dan mencakup pengembangan kreativitas. Para guru mempunyai peran kritis dalam membentuk visi  pendidikan yang bisa menghasilkan peserta didik yang benar-benar berhasil dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya strategi yang bisa mengembangkan kreativitas anak sehingga minat belajarnya bisa meningkat dan terarah.
Perkembangan kreativitas anak merupakan sebuah bagian penting dari apa yang pendidik dan sistem pembelajaran lakukan. Claxton (1984 : 228) berkata      “ Untuk menjadi kreatif engkau harus berani berbeda “, apa yang jelas dari hal ini adalah bahwa perkembangan keahlian kreatif dengan berani berbeda, harus berlangsung pada tingkat ganda, baik dalam sisi kebijakan (guru maupun pemerintah) maupun sisi praktis.[1]
Untuk mengukur ranah kognitif para guru tidak banyak menjumpai kendala. Aspek pengetahuan (rasio) diukur dengan berbagai tes baik ulangan harian, ulangan blok maupun tes akhir semester. Ranah psikomotor (kemampuan) dapat diketahui dari praktek pembelajaran bagi mata pelajaran yang memerlukan praktek seperti olah raga, kesenian, agama. Guru dapat mengukur ketrampilan siswa secara cermat melalui pengamatan dan hasil kerja dalam proses pembelajaran.
Sedangkan untuk mengukur ranah afektif (sikap) kenyataannya guru banyak menemui kendala dalam praktek pembelajaran di kelas. Ranah ini mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Pophan (1995) menjelaskan ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.[2] Orang yang tidak mempunyai minat pada pelajaran tertentu sulit yang mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Oleh karena itu seorang guru harus mampu mengembangkan kreativitas anak untuk membangkitkan minat belajar siswa. Contoh siswa memiliki minat belajar dan sikap positif pada pelajaran, mereka akan merasa senang dan enjoy dalam mempelajari mata pelajaran.
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang hendak ditingkatkan dalam kebanyakan program pembelajaran pada anak. Untuk itu perlu ditumbuhkan iklim di dalam kelas yang menghargai dan memupuk kreativitas dalam semua segi. Tidak cukup menyediakan waktu 30 menit sehari untuk kreativitas. Hal ini tidak akan meningkatkan kemampuan kreatif siswa. Mengembangkan kemampuan ini. Model Treffinger untuk mengembangkan belajar kreatif merupakan salah satu model yang menangani masalah kreativitas. Dengan melibatkan, baik ketrampilan kognitif maupun afektif. Treffinger menunjukkan saling hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mengembangkan dan mendorong belajar kreatif.
Model Treffinger untuk mengembangkan dan mendorong belajar kreatif (Treffinger, 1986) menggambarkan susunan tugas tingkat yang mulai dengan unsur – unsur dasar dan menanjak ke fungsi-fungsi berpikir kreatif yang lebih majemuk. Model Treffinger terdiri dari langkah-langkah berikut : Basic tools, practise with procese, dan working with real problem.[3] Tingkat I, meliputi keterampilan berpikir divergen. (Guilford, 1967, dikutip Parke 1989) dan teknik-teknik kreatif. Keterampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran dan keteraturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif kepada orang lain. Timgkat II, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Tingkat III, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata.
Dalam teori Treffinger baik proses kognitif maupun afektif dikembangkan, dengan rentangan dalam tingkat kompleksitas. Siswa yang lebih cepat menguasai keterampilan tingkat I atau tingkat II dapat melanjutkan ke kegiatan III.[4] Menerapkan apa yang telah mereka ketahui terhadap masalah atau keadaan baru yang berbeda dalam hidup mereka. Dengan demikian siswa belajar keterampilan yang beragam dan mampu menggunakannya jika diperlukan. Belajar kreatif merupakan bagian dari semua subyek yang diajarkan di sekolah. Kemajuan dalam profesi diperoleh melalui proses kreatif.
Salah satu implikasi dari minat belajar siswa adalah membaca. Misalnya siswa yang gemar akan membaca, dia akan berusaha kreatif dan lebih meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajari mata pelajaran. Akan tetapi itu semua tidak terlepas dari peran seorang guru sebagai pengontrol dan motivator. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
اقرأباسم ربك الذي خلق * خلق الانسان من علق * اقراءوربك الاكرم * الذي علم بالقلم * علم الا نسان مالم يعلم (العلق :- ١ ٥)
Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan * Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah * bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah * yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam * Dia megajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.[5]
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya membaca dan menulis. Kata “Iqra” bersambung dengan “ bismirabbikalladzii khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan). Hal ini memberikan petunjuk bahwa membaca atau belajar sebagai salah satu aktiviats ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan. Yang dasarnya sebagai kreativitas dari anak itu sendiri. Dalam pembelajaran di kelas, kreativitas dari anak harus mampu membuat keterikatan atas diri mereka sendiri sehingga minat belajarnya bisa lebih meningkatkan dan mendapatkan kombinasi-kombinasi baru.

B.     Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman judul yang penulis ajukan, maka penulis merasa perlu menegaskan judul yang penulis ajukan.
1.      Implementasi
Diartikan sebagai pelaksanaan, penerapan.[6] Yang dimaksud disini adalah penerapan atau pelaksanaan teori Treffinger dimana dalam proses pembelajaran, teori tersebut dilaksanakan oleh guru dan murid untuk meningkatkan minat belajar siswa.
2.      Teori Treffinger
Teori Treffinger dalam upaya pengembangan belajar kreatif merupakan salah satu dari model yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Dengan melibatkan baik ketrampilan kognitif maupun afektif pada setiap tingkat dari model ini. Treffinger menunjukkan saling berhubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mengembangkan belajar kreatif.[7]
Model Treffinger dalam mengembangkan dan mendorong belajar kreatif (Treffinger,1986) menggambarkan susunan tiga tingkat yang mulai dengan unsur-unsur dasar dan menanjak kefungsi-fungsi berpikir kreatif yang lebih majemuk. Model Treffinger terdiri dari langkah –langkah berikut : basic tools, practise with prosese, dan working with real problem.[8]
Tingkat I meliputi ketrampilan berpikir divergen (Guilford, 1967 dikutip Parke 1989) dan teknik-teknik kreatif. Ketrampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran dan keteraturan berpikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif. Kepada orang lain. Tingkat II, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ketrampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Tingkat III, memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ketrampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata.[9]
3.      Pengembangan
Dari kata kembang yang berarti, mekar, terbentang menjadi bertambah sempurna atau maju.[10]
4.      Belajar
Menurut S Nasution dalam bukunya yang berjudul “ Didaktik Asas - Asas Mengajar”, kata belajar diartikan sebagai perubahan berkat pengalaman dan latihan.[11]
5.      Kreatif
Kemampuan untuk mencipta, menjadi maju [12]
6.      Proses
Adalah tahapan – tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan dan sebagainya, jalannya (Widodo, 2001).[13]
7.      Pembelajaran
Yaitu keseluruhan rangkaian aktivitas dalam belajar mengajar (Roychanah, 1997).[14]
8.      Pengaruh
Daya yang timbul dari sesuatu orang, benda, dan sebagainya yang berkuasa, kekuatan ghoib, dan sebagainya.[15]
9.      Minat Belajar
Minat adalah “ kecenderungan jiwa kearah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita “, [16] jadi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kecenderungan jiwa untuk melakukan aktivitas belajar
10.  Siswa
Kata siswa diartikan sebagai “ pelajar”,[17] dan yang dimaksud siswa disini adalah siswa yang belajar di MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005/2006 yang menjadi sampel penelitian.

C.    Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskabn beberapa masalah, yang diajukan dalam penelitian adalah :
1.      Bagaimana guru mengimplementasikan teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas ?
2.      Bagaimana minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah  Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006 ?
3.      Apakah ada pengaruh teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006 ?

D.    Rumusan Hipotesa

Sebagai pedoman penelitian, maka diajukan hipotesis yang merupakan arah dalam menentukan metode, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, metode analisis data dan pengambilan kesimpulan. Hipotesis itu sendiri adalah jawaban-jawaban yang teraktif terhadap tujuan-tujuan studi, [18]  atau jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara empiris.[19] Jadi hipotesa merupakan pernyataan yang bersifat sementara, [20] terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[21]
Adapun hipotesis yang diajukan adalah “ Ada hubungan yang cukup signifikan antara implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas dengan minat belajar siswa, dengan kata lain dengan adanya teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dikelas maka dapat menumbuhkan dan mendorong minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006.

E.     Tujuan Penelitian

Dengan penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui :
1.      Bagaimana guru mengimplementasikan teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas pada siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006
2.      Bagaimana minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006
3.      Sejauhmana pengaruh implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus tahun ajaran 2005 / 2006

F.     Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.      Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan arah kepada guru mengenai pengembangan belajar kreatif oleh Treffinger dalam proses pembelajaran di kelas sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi peneliti bermanfaat mengetahui teori Treffinger tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong untuk belajar kreatif
b.      Bagi guru dapat mengetahui dan menerapkan teori Treffinger dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa
c.       Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi untuk dapat lebih meningkatkan minat dalam belajar

G.    Metode Penelitian

Untuk mengadakan suatu penelitian yang valid dan reliable, metode sangatlah penting dalam membantu memecahkan masalah yang sedang diteliti, karena metode adalah suatu cara yang harus dilakukan dalam menentukan populasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1.      Menentukan Subyek Penelitian
a.       Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian yakni seluruh anak yang dimaksud untuk diselidiki.[22] Penulis jadikan populasi adalah seluruh siswa keals VII-VIII MTs NU Khoiriyah Bae Kudus
b.      Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.[23] Hal ini juga sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menerangkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.[24] Mengenai besarnya sampel, menurut Suharsimi Arikunto dalam mengambil sampel apabila jumlah subyek penelitian kurang dari 100 (seratus) maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyek lebih dari 100 (seratus) maka dapat diambil sampel antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % bahkan lebih.[25]
2.      Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu yang akan menjadi objek penelitian. Dalam penelitian, menentukan variabel adalah sangat penting sebab dengan menentukan variabel tersebut masalah yang akan dikaji manjadi lebih jelas. Dalam kerangka penjabaran masalah-masalah penulisan menggunakan variabel sebagai berikut :
a.       Variabel bebas atau variabel X
Yaitu implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas, dengan indikator :
1.      Langkah Basic Tools
2.      Langkah Practise With Procese
3.      Langkah Working With Real Problem. [26]
b.      Variabel terikat atau variabel Y
Yaitu minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus dengan indikator :
1.      Suka membaca
2.      Memperhatikan dan mersepon proses pembelajaran di kelas
3.      Memahami materi pelajaran
4.      Sering bertanya.[27]
3.      Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah :
a.       Metode Interview
Menurut Koentjaraningrat : “ Wawancara atau interview mencakup cara yang duigunakan oleh seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu”.[28]
Penggunaan metode interview ini dilakukan kepada berbagai pihak yang dipilih sebagai sumber data.
b.      Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.[29] Atau cara-cara menganalisis mengenai tingkah laku atau mengawasi individu atau kelompok secara langsung.[30]
c.       Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, buku, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya.[31]
d.      Metode Angket
Dalam penelitian ini, angket yang berisi sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada subyek atau individu dan harus dijawab oleh responden yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas, dan minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus.
e.       Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode percobaan. Dasar dan suatu eksperimen adalah perbandingan antara suatu kelompok atau kesatuan eksperimen dengan suatu kelompok atau kesatuan kontrol. Kedua kelompok itu harus mempunyai sifat-sifat yang sama dan perbedaannya terletak pada stimulus berupa faktor yang pengaruhnya ingin diteliti. Stimulus ini diberikan kelompok eksperimen, tetapi tidak pada kelompok kontrol.[32]
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut :
1.      Memilih Kelas
Dalam hal ini penulis memilih kelas VII MTs NU Khoiriyah Bae Kudus yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelas a, b, c,     dan d.
2.      Menetapkan siswa eksperimen dan siswa kontrol, dalam hal ini penulis mengambil kelompok yang ada, maksudnya adalah seluruh anggota dan kelas kontrol maupun kelas eksperimen diambil sebagai sampel
3.      Bahan yang diberikan
Dalam eksperimen ini antara kelas a, b, c, dan d, diberikan bahan yang sama dan diampu guru yang sama
4.      Pelaksanaan eksperimen
Dalam hal ini, mengajar hanya disampaikan oleh satu guru sesuai dengan judul ini dan hanya diberikan pada kelas eksperimen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah stimulus eksperimen dapat berjalan efektif.
4.      Metode Analisis Instrumen
1)      Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data dalam sampel adalah distribusi normal atau teknik perhitungan dengan menggunakan metode uji Chi Kuadrat. Rumus uji Chi Kuadrat sebagai berikut :


Keterangan :
Oi = Frekuensi pengamatan
Ei   = Frekuensi yang diharapkan
Jika x2 data Sx2 tabel dengan taraf signifikan 5 % berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang normal.
2)      Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
-          Uji Validitas Instrumen
Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel hasil penelitian yang valid, bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Sedang instrumen yang valid alat ukur digunakan untuk mendapat data (mengukur) itu valid.[33]
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu instrumen yang berbentuk tes maupun non tes, instrumen yang valid harus mempuyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal instrumen yang berupa tes harus melalui :
1.      Pengujian validitas konstan ( Construct Validity)
2.      Pengujian validitas isi ( Content Validitas)
3.      Pengujian validitas eksternal
-          Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.[34] Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan :
1.      Test – retest
2.      Equivalent
3.      Penggabungan keduanya
4.      Internal consistency
Dengan rumus Spearman Brown

Keterangan :
ri    : Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb   : Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
3)      Uji Homogenitas Data
Jika pengujian terhadap penyebaran nilai yang dianalisa penulisan akan menggeneralisasikan hasil terlebih dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel yang besaral dari populasi yang sama. Langkah – langkah dapat ditempuh sebagai berikut :
1.      Membuat tabel penolong untuk mencari harga-harga yang perlu untuk uji variabel
2.      Harga – harga yang perlu dicari adalah :
a.       Varian gabungan dan semua sampel :

b.      Harga satuan B dengan rumus :
B = (Log S2Σ ( ni – 1)
c.       Chi Square (x2) = In 10 = 2,3026 merupakan bilangan asli tetap yang disebut logaritma asli dan bilangan 10
d.      Menghitung harga Chi Square dengan rumus :
Y2 = (In 10) 

4)      Uji Linieritas Varians
Uji linieritas yakni pengujian data dalam analisis statistik inferensial untuk mengetahui apakah suatu penelitian menggunakan statistik parametris atau statistik non parametris.[35] Dalam uji linieritas data ini melalui langkah-langkah : 1) Membuat tabel kerja 2) Mencari nilai koefisien korelasi product moment 3) Mencari nilai Freg (nilai F garis regresi) dengan rumus :
Keteragngan :  F reg         = Harga F garis regresi
N               = Jumlah kasus
M               = Jumlah predictor
R               = Koefisien korelasi
5)      Uji Linieritas Data
Pada dasarnya uji linieritas ini merupakan pengkajian terhadap rumusan hipotesis rully (Ho) seperti :
Ho = Koefisien arah regresi tidak berarti melawan koefisien regresi
Hi  = Regresi linier melawan regresi tidak linier.
Untuk menemukan apakah masing-masing variabel bebas sebagai predictor mempunyai hubungan linieritas atau tidak dengan variabel terikat, uji Chi sebagai syarat untuk menentukan model analisis regresi linier pada taraf signifikan 5 % dengan db = 1 lawan N-K-1 dengan   rumus :
5.      Metode Analisis Data
a)      Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dicantunkan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi. [36]
Di dalam analisis penelitian ini merupakan tahap pengelompokan hasil penelitian mengenai implementasi teori treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas pengaruhnya terhadap minat belajar siswa MTs Khoiriyah Bae Kudus. Untuk menganalisis data peelitian ini, digunakan teknik analisis statistik yang menghitung nilai kualitas dan kuantitas dengan cara memberikan penilaian berdasarkan atas jawaban angket yang telah di dasarkan kepada responden, dimana masing-masing item diberikan alternatif jawaban, dan diberi skor sebagai berikut :
Jawaban a diberi skor 4
Jawaban b diberi skor 3
Jawaban c diberi skor 2
Jawaban d diberi skor 1
Hasil dan tahap ini dimasukkan dalam distribusi untuk memperoleh gambaran yang dikaji.
b)      Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini dilakukan untuk menguji distribusi frekuensi yang telah disusun dalam analisis pendahuluan, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
Y1 = a + bx
Keterangan :
y1      =  Subyek dalam variabel dependen
a       =  Harga y bila y = 0 ( harga konstan )
b       = Harga arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun pada variabel independen. Bila ( + ) maka naik, bila ( - ) maka terjadi penurunan
x       =   Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Kemudian ada tidaknya pengaruh dapat diteruskan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
rxy              = Koefisien korelasi Product Moment antara variabel x dan y
x                = Variabel
y                = Variabel
N               = Jumlah sampel ( objek yang diteliti )
Σ                = Sigma ( jumlah ). [37]
c)      Analisis Lanjut
Analisis lanjut ini merupakan data lebih lanjut dari hasil – hasil nilai kualitatif analisis sebelumnya, yakni membandingkan besarnya “ r “ Observasi (r0) dengan “ r “ tabel (r tabel) dengan taraf signifikan 1 % dan 5 % jika “ r0 “ sama dengan atau lebih besar dari “ r tabel “ maka hasilnya signifikan yakni hipotesis alternatif (H0) dapat diterima kebenarannya. Dan apabila hasilnya lebih kecil maka hipotesis di tolak, sehingga interpretasinya adalah ada pengaruh yang sedang / cukup signifikan         di MTs NU Khoiriyah Bae Kudus.

H.    Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam membaca skripsi ini, maka sistematika penulisan hasil penelitian dalam skripsi ini disusun sebagai berikut :
1.      Bagian muka, terdiri dari :
Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman nota pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar dan daftar isi.
2.      Bagian isi, terdiri dari :
Pada bagian ini terdiri dari ;
BAB I    : Bab ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah judul, rumusan masalah, rumusan hipotesis, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II   : Teori Treffinger dan minat belajar
Dalam bab ini diuraikan tentang :
a.       Pembahasan tentang teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif yang meliputi : pengertian teori belajar kreatif Treffinger, bentuk-bentuk model teori Treffinger, manfaat penggunaan teori Treffinger dalam proses pembelajaran           di kelas.
b.      Minat balajar siswa, yang meliputi pengertian minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, usaha-usaha yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat belajar dalam proses pembelajaran
c.       Pengaruh implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam mengembangkan minat belajar siswa
BAB III          :   Pengujian data lapangan
Bab ini membahas tetang gambaran umum, tinjauan historis letak geografis MTs NU Khoiriyah, sarana dan prasarana, personalia organisasi sekolah, keadan guru dan karyawan.

BAB IV :  Analisa
Dalam bab ini membahas tentang analisis pengaruh implementasi teori Treffinger tentang pengembangan belajar kreatif dalam proses pembelajaran di kelas terhadap minat belajar siswa MTs NU Khoiriyah Bae Kudus, yang meliputi : Analisa pendahuluan, analisa uji hipotesis, dan analisa lanjut.
BAB V   : Bab ini berisi penutup, yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
3.      Bagian Akhir
Bagian akhir, terdiri dari : daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran – lampiran.

DAFTAR PUSTAKA 

Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989
Al Qur’an Terjemahan, Departemen Agama RI, Jakarta Pelita III, 1982-1983. 
Cesar M Mercado, Langkah-Langkah Penelitian Ilmu Sosial, Institut Komunikasi Masa Universitas Philipina
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1991
Dr. Anna Craft, Me-Refresh Imajinasi Kreativitas Anak-Anak, Cerdas Pustaka, Jakarta, 2004.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Mayarakat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991
Masrukin, M.Pd, Statistik Inferensial, cet I, 2004, Kudus, Mitra Pres
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, CV Remaja Karya, 1987
Prof. Dr. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
Raymond J Wlodkowski, Judith, H Jaynes, Hasrat Untuk Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004
Roychanah, Sri, Diktat Ilmu Jiwa, Kudus, Tanpa Penerbit,1997
S Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jenmars, Bandung, 1986.
S Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta
Sumadi Suryabrata, Methodologi Penelitian, Rajawali, UGM
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Hasta Bandung, 1986/
Widodo, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta, Absolut, 2001




[1] Dr. Anna Craft, Me-Refresh Imajinasi Kreativitas Anak-Anak, Cerdas Pustaka, Jakarta, 2004, hal. 93
[2] Ibid, hal. 185
[3] Prof. Dr. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal. 172
[4]  Ibid, hal. 174
[5] Al Qur’an Terjemahan, Departemen Agama RI, Jakarta Pelita III, 1982-1983, hal. 1097 
                [6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal, 374
[7] Prof. Dr. Utami Munandar, Op. Cit, hal. 172
                [8] Ibid, hal. 173
                [9] Ibid, hal. 174
                [10] W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Hasta Bandung, 1986, hal. 473
                [11] S Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jenmars, Bandung, 1986, hal. 39
[12] Depdikbud, Op. Cit, hal. 473
[13]  Widodo, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta, Absolut, 2001
                [14]  Roychanah, Sri, Diktat Ilmu Jiwa, Kudus, Tanpa Penerbit,1997
                [15]  Depdikbud, Op. Cit, hal. 747
                [16]  Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989, hal. 88
                [17]  W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit, hal. 955
[18] Cesar M Mercado, Langkah-Langkah Penelitian Ilmu Sosial, Institut Komunikasi Masa Universitas Philipina, hal, 17
[19] Sumadi Suryabrata, Methodologi Penelitian, Rajawali, UGM, hal. 69
[20] S Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, hal. 40
[21] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, hal. 62
[22] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 115
[23] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal. 170
[24] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 120
[25] Ibid, hal. 107
                [26] Prof. Dr. Utami Munandar, Op. Cit, hal. 172
                [27] Raymond J Wlod Kowski, Judith. H. Jaynes, Hasrat Untuk Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004 
[28] Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Mayarakat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal. 129
[29] Sutrisno Hadi, Op. Cit, hal. 136
[30] Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, CV Remaja Karya, 1987, hal, 93
[31] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 236
[32] Koentjaraningrat, Op. Cit, hal. 32-33
[33] Masrukin, M.Pd, Statistik Inferensial, cet I, 2004, Kudus, Mitra Pres, hal. 32
[34]  Ibid, hal. 32
[35] Ibid, hal. 69
[36] Sutrisno Hadi, Statistik, YP Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal. 206
                [37] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 256 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan