© Attention :
“ Demi Kenyamanan Pengunjung kami rekomendasikan menggunakan
Browser ChromeTerima Kasih . . . . .”

Prinsip-2 pelaksanaan BK 


  1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
  2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
  3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
  4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
  5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling.Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
  6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.


  7. Prinsip bimbingan yang berkaitan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan, yaitu : 
  1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu (peserta didik) yang pada akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya;
  2. Dalam proses bimbingan keputusan yang diambil dan akan dilakukan individu (peserta didik) hendaknya atas kemauan individu (peserta didik) itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing (guru) atau pihak lain;
  3. Permasalahan individu (peserta didik) harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi;
  4. Kerja sama antara guru dan pembimbing, guru bidang studi, staf sekolah dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan;
  5. Pengembangan program bimbingan ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu (peserta didik) yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan itu sendiri.


  6. Sumber Data Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
    Untuk mendapatkan data yang tepat dalam akurat dalam program evaluasi, program bimbingan dan konseling, diperlukan sumber data yang relevan. Adapun sumber data yang perlu di hubungi, sangat tergantung pada jenis data atau informasi yang di perlukan. Sumber-sumber data yang dapat dihubungi, yaitu:
  1. Kepala sekolah
  2. Wakil kepala sekolah
  3. Koordinator bimbingan dan konseling
  4. konselor sekolah
  5. Guru mata pelajaran
  6. Personel sekolah lainnya
  7. Siswa dan teman terdekatnya
  8. Orang tua dan masyarakat
  9. Para ahli atau lembaga-lembaga yang terkait

Tiada ulasan:

Catat Ulasan